Jakarta (ANTARA) - Direktur Riset Center Of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam memperkirakan ekonomi akan tumbuh dalam rentang 4 persen sampai 5 persen di triwulan III-2021.

"Ada beberapa faktor yang membantu pertumbuhan ekonomi di kisaran tersebut," kata Piter kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Faktor pertama, menurut dia, yaitu masih adanya low base effect atau rendahnya pertumbuhan di triwulan III-2020, yakni 5,32 persen.

Dengan pencapaian yang terkontraksi tersebut maka sedikit saja kenaikan ekonomi pada tahun 2021 akan membuat pertumbuhan yang positif.

Piter melanjutkan, faktor yang kedua adalah pelonggaran pembatasan bertahap yang dilakukan pemerintah meskipun terjadi gelombang kedua COVID-19.

"Kebijakan tersebut memberikan ruang bagi ekonomi untuk tumbuh. Pada bulan September 2021, banyak aktivitas ekonomi yang sudah diizinkan beroperasi, termasuk mall dan restoran," tuturnya.

Kemudian, sambung dia, faktor ketiga adalah peningkatan ekspor yang cukup signifikan karena adanya kenaikan harga komoditas sehingga menyebabkan surplus perdagangan yang besar dan membantu pertumbuhan ekonomi.

Seluruh faktor tersebut pun menyebabkan konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi mulai terakselerasi.

Kendati demikian, Piter memperkirakan salah satu komponen perekonomian yaitu Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi di triwulan III-2021 masih akan terdampak adanya gelombang kedua pandemi dan mulai membaik pada bulan September 2021.

Baca juga: IMF pangkas proyeksi ekonomi global 2021, tertekan vaksin dan inflasi
Baca juga: Bank Dunia proyeksikan ekonomi RI 2021 tumbuh 3,7 persen
Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi RI tumbuh 3,1 persen pada Januari-Agustus 2021

 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021