Jakarta (ANTARA) - Perkembangan pandemi COVID-19 di dunia hari ini:

Kasus COVID-19 di Sydney terus turun

Jumlah kasus baru COVID-19 di Sydney mencapai rekor terendah dalam dua bulan terakhir pada Selasa, saat otoritas melonggarkan aturan pembatasan bagi pelaku bisnis.

Sydney mengalihkan fokusnya pada pemulihan ekonomi setelah lockdown berbulan-bulan di ibu kota New South Wales (NSW) itu berakhir pada Senin.

Kepala pemerintahan NSW Dominic Perrottet mengatakan bisnis akan mendapat kompensasi setiap kali ada penguncian pada Desember dan Januari.

Dengan kebijakan itu, usaha-usaha kecil bisa memperoleh hibah hingga 20.000 dolar Australia (Rp209,2 juta) jika tempat usaha mereka terpaksa tutup nanti.


Baca juga: Sydney dibuka lagi, Australia hidup bersama COVID-19

Pasien COVID-19 bergejala sedang bisa terkena VTE

Studi di Eropa menemukan peningkatan risiko penggumpalan darah yang berbahaya pada pasien COVID-19 yang tidak mengalami sakit parah.

Risiko penggumpalan darah yang disebut venous thromboembolism (VTE) itu sebelumnya dikaitkan dengan sakit yang parah akibat COVID-19.

Para peneliti memeriksa data 2.292 pasien COVID-19 bergejala ringan atau sedang yang datang ke ruang perawatan darurat tanpa mengalami VTE.

Empat pekan kemudian, VTE telah ditemukan pada satu dari setiap 200 pasien dengan gejala ringan yang tidak dirawat inap dan hampir 5 dari setiap 200 pasien bergejala sedang, kata peneliti pada Jumat.


Baca juga: Dokter: Penderita jantung paling berisiko jika terpapar COVID-19

Pengencer darah dosis tinggi mencegah penggumpalan

Pemberian pengencer darah dosis tinggi LMWH (heparin berbobot molekul rendah) pada pasien COVID-19, yang dirawat karena bergejala sedang dengan kadar protein d-dimer di darahnya, mengurangi risiko penggumpalan dan kematian, menurut data uji klinis.

Peluang terjadinya VTE atau kematian pada kelompok pasien yang diberi dosis tinggi mencapai 28,7 persen, lebih rendah dari 41,9 persen pada kelompok yang diberi dosis standar.

Setelah memperhitungkan beragam faktor risiko pasien, ada 32 persen penurunan risiko dengan heparin dosis tinggi, kata peneliti pada Senin.

Baca juga: NIH tutup pendaftaran pasien COVID parah pada uji coba pengencer darah

Thailand akan membebaskan karantina bagi pelancong yang sudah divaksin

Thailand akan mencabut kewajiban karantina COVID-19 bagi para pelancong yang sudah divaksin dari 10 negara berisiko rendah mulai 1 November, kata Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, Senin.

Negara itu tahun lalu mengalami kontraksi ekonomi terparah dalam dua dekade dan sektor pariwisatanya masih menderita.

Para pelancong dari 10 negara, termasuk Inggris, Singapura, Jerman, China dan AS, akan dibebaskan dari karantina saat tiba di Thailand.

Negara-negara lain akan ditambahkan ke dalam daftar itu, kata Prayuth.

Baca juga: Thailand akan dibuka lagi bagi pengunjung yang telah divaksin

Gubernur Texas larang wajib vaksin

Gubernur Texas Greg Abbott yang berasal dari Partai Republik menanggapi apa yang disebutnya sebagai "perundungan" oleh pemerintahan Joe Biden dengan melarang semua perintah vaksin di negara bagian itu, Senin.

Perintah Abbot menyatakan "tak satu pun entitas di Texas", termasuk swasta, bisa memaksa warga untuk menunjukkan bukti vaksinasi.

Dia menyerukan anggota parlemen Texas untuk membahas isu ini pada sidang khusus yang akan datang.

Langkah Abbot dapat membuatnya berseteru dengan Presiden Biden, politisi Demokrat, yang bulan lalu menyerukan pelaku bisnis di seluruh AS untuk mewajibkan pekerja menjalani vaksinasi.

Sedikitnya beberapa ribu orang telah kehilangan pekerjaan akibat menolak divaksin.

Sumber: Reuters


Baca juga: Ahli asal Korea Selatan: Korsel punya aturan hukum ganja menjadi obat

Baca juga: Penjabat menlu Afghanistan inginkan hubungan yang baik dengan dunia

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021