Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan (Korsel) jatuh pada akhir perdagangan Selasa, dengan won mencapai level terendah dalam hampir 15 bulan karena melonjaknya harga minyak memicu kekhawatiran inflasi, sementara imbal hasil obligasi naik setelah bank sentral Korea (BoK) mengisyaratkan pengetatan lebih lanjut pada awal November.

Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) menyusut 1,35 persen atau 39,92 poin menjadi ditutup di 2.916,38 poin, setelah jatuh sebanyak 1,85 persen di awal sesi. Pasar keuangan Korsel ditutup pada Senin (11/10/2021) untuk hari libur umum.

Pencetak penurunan utama pada indeks acuan adalah raksasa teknologi, dengan Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing terjungkal 3,50 persen dan 2,66 persen. Saham-saham kelas berat lainnya seperti perusahaan platform Naver dan Kakao masing-masing anjlok 4,25 persen dan 3,40 persen.

Selera risiko global berkurang setelah harga minyak memperpanjang kenaikan ke hari keempat berturut-turut di tengah bangkitnya permintaan yang berkontribusi terhadap kekurangan energi di negara ekonomi-ekonomi utama. Investor sekarang fokus pada angka inflasi dan penjualan ritel minggu ini.

Baca juga: Saham Korsel ditutup melemah, KOSPI catat penurunan mingguan ketiga

Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 821,2 miliar won (684,79 juta dolar AS) di papan utama.

Won berakhir pada 1.198,8 per dolar di platform penyelesaian dalam negeri, 0,35 persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya. Di perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.199,1 per dolar, turun 0,3 persen dari hari sebelumnya.

Bank sentral Korea mempertahankan suku bunga stabil setelah kenaikan suku bunga pada Agustus, tetapi mengisyaratkan pengetatan lebih lanjut bisa datang segera setelah November untuk mengekang kenaikan inflasi dan utang rumah tangga.

Setelah konferensi pers bank sentral, kontrak berjangka Desember pada obligasi pemerintah tiga tahun turun 0,41 poin menjadi 108,64.

Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 13,0 basis poin menjadi 1,822 persen, sedangkan imbal hasil obligasi 10-tahun yang jadi acuan naik 8,3 basis poin menjadi 2,445 persen.

Baca juga: Saham Korsel naik tipis saat pasar China dibuka setelah libur panjang

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021