Kendari (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta percepatan vaksinasi booster atau penyuntikan dosis ketiga kepada tenaga kesehatan di Sulawesi Tenggara (Sultra).

"Tadi saya cek untuk vaksinasi booster tenaga kesehatan masih kurang dari 1 persen. Oleh karena itu, saya mohon nanti Kepala Dinas Kesehatan untuk segera mempercepat pemberian booster atau vaksinasi dosis ketiga kepada tenaga kesehatan," kata Muhadjir saat mengecek capaian dan stok vaksinasi di provinsi ini, Kamis.

Dia menyampaikan  pemberian vaksinasi dosis ketiga bagi tenaga kesehatan sesuai instruksi Presiden agar keselamatan tenaga kesehatan lebih terjamin karena dengan pemberian dosis ketiga maka imun garda terdepan yang menangani pasien COVID-19 semakin tinggi.

"Karena dengan booster, maka imunitas tenaga kesehatan semakin tinggi. Saya minta untuk segera dipercepat," tutur Muhadjir.

Baca juga: Menko PMK cek capaian dan stok vaksin di Sulawesi Tenggara

Sementara terkait kurangnya pasokan vaksinasi di Sulawesi Tenggara yang masuk, dia berjanji akan menyampaikan hal tersebut ke Menteri Kesehatan agar provinsi itu menerima vaksin sesuai target dari jumlah sasaran.

"Nanti saya akan sampaikan ke Pak Menteri Kesehatan supaya mendapat perhatian (pasokan vaksinasi). Sebetulnya sangat bagus saya lihat di sini," katanya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sultra Usnia mengatakan vaksinasi booster baru mencapai 8.812 orang atau 0,44 persen yang tersebar di 17 kabupaten/kota.

Dia menyebutkan sasaran vaksinasi di daerah itu sebanyak 2.002.579 orang, sedangkan vaksinasi yang dipasok pemerintah pusat baru 1.337.332 dosis dan semua telah disebar ke kabupaten/kota.

Baca juga: Menko PMK sebut Bali masih berstatus darurat bencana

"Kebutuhan vaksinasi di Sultra kurang lebih 4 juta dosis, sementara alokasi vaksinasi baru mencapai 1,3 juta dosis," kata dia.

Dia menjelaskan rendahnya cakupan vaksinasi dosis ketiga bagi para tenaga kesehatan di provinsi itu karena tidak bisa semua tenaga kesehatan (nakes) langsung disuntik serentak apalagi efeknya dinilai cukup keras.

"Karena kalau suntik biasa ada panas, ada gejala-gejala. Jadi pelaksanaannya itu tidak semua satu kali. Misalnya di dalam satu puskesmas ada 10 tenaga kesehatan, maka minimal dua nakes yang disuntik booster, jadi tidak bisa satu kali, kalau disuntik semua satu kali tidak ada yang melayani pasien," ujar dia.

Baca juga: Menko PMK: Menggeser hari libur bentuk keseriusan tangani pandemi

Usnia menyebut saat ini stok vaksin tersisa 105.000 dosis jenis Sinovac 10 dosis dan 8.352 dosis jenis Sinovac 2 dosis. Sedangkan vaksin jenis AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna saat ini kosong.

"Dengan datangnya Pak Menteri mudah-mudahan kebutuhan vaksin kita bisa terpenuhi. Kita akan bersurat kepada PMK karena kita dianggap bagus dalam pelaksanaan vaksin," kata Usnia.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021