dalam waktu dekat musik tradisi juga akan masuk ke sekolah
Samosir (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid mengatakan pelaksanaan Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) merupakan ajang kolaborasi musisi tradisi di Tanah Air.

"Festival ini bertujuan untuk membangkitkan kembali musik tradisional. Festival ini bukan sekedar menyelenggarakan pentas tapi mengajak komposer untuk datang ke Danau Toba, berinteraksi dan berkarya serta menghasilkan kolaborasi antarmusisi tradisi, " ujar Hilmar Farid dalam penyelenggaraan FMTI yang diselenggarakan di SMPN 1 Harian, Kabupaten Samosir, Selasa.

Dengan kolaborasi yang baik, maka musik tradisi akan terus berkembang. Menurut dia perlu adanya terobosan agar musik tradisi terus berkembang.

Musik tradisi sebagai identitas harus selalu dikembangkan dengan baik agar generasi penerus tidak lupa dengan akar budayanya. Bahkan lebih lanjut, semangat para penggiat musik tradisi dalam memajukan musik tradisi di daerahnya masing-masing akan mendukung upaya pemajuan kebudayaan Indonesia.

"Festival Musik Tradisi ini diharapkan dapat melahirkan ekosistem kebudayaan di daerah, " jelas dia.

Baca juga: Kemendikbudristek gelar Festival Musik Tradisi Indonesia
Baca juga: Pemerintah ingin majukan budaya lewat musik tradisi

FMTI Danau Toba dimulai sejak Agustus dan terbagi dalam beberapa bentuk kegiatan diantaranya kompetisi pemilihan 12 komposer dari total pendaftar sebanyak 72 komposer yang berasal dari Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

Selanjutnya, riset dan garapan karya dari 12 komposer bersama maestro musik tradisi Toba. Kemudian, penciptaan karya musik dari hasil riset yang dilaksanakan dalam bentuk rekaman audio di studio rekaman di daerah masing-masing.

Kemudian, pembuatan video klip 12 karya komposer yang dilaksanakan di 12 Geosite Toba Caldera UNESCO Global Geoparks pada 1 hingga 18 Oktober. Festival Musik Etnik Danau Toba, yang terbagi atas tiga kegiatan yaitu Karya Kolaborasi "Eta Margondang”, Kolaborasi karya bersama pemusik tradisi di Danau Toba (maestro empat puak), dan malam puncak FMTI Toba.

Baca juga: International Ethnic Music Festival jadi wadah apresiasi musik tradisi
Baca juga: Kongres Musik Tradisi rekomendasikan pembelajaran musik tradisi

Perhelatan FMTI difokuskan di tiga lokasi yang di antaranya menjadi Destinasi Super Prioritas.FMTI 2021 digelar di tiga tempat, yaitu Danau Toba, Labuan Bajo, dan Tidore dengan mengangkat tema “Musik Sakral”.

FMTI di Danau Toba sudah memilih 12 komposer musik tradisi Toba yang akan mengaktualisasi karya mereka dalam bentuk klip video, festival daring, serta perekaman lagu untuk kemudian ditayangkan di platform digital, seperti Spotify dan Joox. Rangkaian FMTI di Danau Toba dimulai pada 21 Agustus 2021 hingga acara puncak pada 26 Oktober 2021.

Kemudian untuk FMTI di Labuan Bajo baru dimulai tahap pemilihan 10 komposer musik NTT terbaik yang karyanya juga akan diaransemen dan direkam dalam bentuk video dokumenter dan lagu, serta mengikuti seminar dan festival musik “Pesta Bunyi Flabomora”. Rangkaian FMTI 2021 Labuan Bajo berlangsung pada 19 Oktober 2021 hingga 14 November 2021.

Baca juga: Musik tradisi Nusantara akan didata dan dikembangkan
Baca juga: Kemendikbudristek bakal bentuk LMK Musik Tradisi Nusantara

Perhelatan FMTI di Pulau Tidore rencananya baru akan dilaksanakan pada November 2021 dalam bentuk pertunjukan musik tradisi di empat kesultanan Maluku Utara yang juga akan diabadikan dalam rekaman.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, mengatakan pelaksanaan festival tersebut tidak berdiri sendiri tapi bagian dari upaya pelestarian musik tradisi.

"Juga pembentukan lembaga manajemen kolektif, serta dalam waktu dekat musik tradisi juga akan masuk ke sekolah, " kata Mahendra.

Baca juga: Sound of Green, upaya lestarikan musik tradisi dan hutan bambu
 

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021