Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad menilai peran Empat Pilar MPR akan maksimal dirasakan dampaknya jika masyarakat Indonesia memiliki komitmen kuat untuk menjadikannya sebagai pegangan hidup dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Bangsa Indonesia dan seluruh rakyatnya mesti bangga memiliki Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Keempat pilar tersebut merupakan nilai luhur bangsa yang menjaga bangsa ini tetap utuh," kata Fadel dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Hal tersebut dikatakan Fadel dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR kerja sama MPR RI dengan Ikatan Pengemudi Bentor (IPB) Gorontalo, di Aula Meranti Indah, Gorontalo, Jumat (29/10). Hadir dalam acara tersebut, anggota MPR dari Kelompok DPD RI Rahmijati Jahja, Presiden IPB Iwan Abdulatif, dan para pengemudi bentor sebagai peserta.

Dia menjelaskan mengapa Empat Pilar menjadi penting untuk rakyat Indonesia. Pertama, Pancasila adalah dasar dan ideologi negara yang berperan sebagai pedoman hidup bangsa.

Baca juga: Fadel Muhammad sebut Empat Pilar menyatu dalam diri rakyat Indonesia

Kedua, menurut dia, UUD NRI Tahun 1945 adalah konstitusi negara yang di dalamnya tercantum pasal-pasal aturan dalam menjalani kehidupan sebagai warga negara Indonesia.

"UUD menjadi pedoman dalam membuat peraturan perundang-undangan. Setiap UU yang dibuat mesti sesuai dan tidak bertentangan dengan UUD," ujarnya.

Ketiga, katanya, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Seluruh rakyat Indonesia bersatu dalam satu wadah negara bernama Republik Indonesia.

Terkait NKRI, Fadel mengungkapkan bahwa masyarakat Gorontalo memiliki kebanggaan tersendiri karena mempunyai seorang pahlawan nasional asli putra daerah bernama Nani Wartabone.

"Semasa hidup, ia berorganisasi dan berjuang melawan kolonialisme di daerahnya pada masa perjuangan kemerdekaan. Karena dedikasi dan kontribusinya bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia di Gorontalo, Nani Wartabone mendapat julukan sebagai Petani Pejuang dan dianugerahi gelar adat Pulanga, 'Talo Duluwa Lo Lipu' yang berarti Sang Pembela Negeri," katanya.

Baca juga: Fadel: Perlu percepatan pembangunan kawasan timur Indonesia

Keempat, menurut dia, Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan bangsa Indonesia yang bermakna, meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.

Semboyan tersebut, menurut Fadel, mempersatukan rakyat Indonesia yang sangat beragam mulai dari suku, agama, bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan lainnya.

"Itu adalah Empat Pilar, nilai-nilai luhur bangsa yang harus tetap kita pegang sampai kapan pun agar NKRI tetap ada dan tidak terpecah belah," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua IPB Iwan Abdulatief mengatakan bagi pengemudi bentor, pemahaman Pancasila yang ada dalam Empat Pilar sudah bukan masalah lagi.

Baca juga: MPR ajak masyarakat aktualisasikan tujuan koperasi

Menurut dia, Pancasila bagi pengemudi bentor adalah harga mati dan sebisa mungkin nilai-nilai yang ada di dalamnya akan diterapkan dengan benar di kehidupan sehari-hari.

Namun, dia menilai yang perlu diperhatikan adalah implementasi Pancasila kepada rakyat kecil, seperti para pengemudi bentor, terutama sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

"Keadilan untuk semua bidang seperti ekonomi, kesehatan, hukum, politik, dan lain lain. Saya harap kita semua berupaya keras agar Empat Pilar ini difokuskan di sisi penerapannya di lapangan agar dampaknya terasa bagi rakyat secara keseluruhan," katanya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021