Jakarta (ANTARA) - Komisioner Kepolisian Nasional Poengky Indarti mengatakan Bhayangkara Mural Festival 2021 menunjukkan keterbukaan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo terhadap kritik, juga merupakan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).

"Saya senang melihat keterbukaan Kapolri terhadap kritik. Beliau mendengar kritik dan asprirasi masyarakat, serta menindaklanjutinya," kata Poengky kepada ANTARA saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.

Menurut Poengky, apa yang dilakukan Kapolri harus menjadi contoh para pimpinan dan anak buah di bawahnya agar terbuka, tidak anti kritik, mau berdialog dengan masyarakat, sehingga segala permasalahan dapat diatasi dengan baik.

"Apa yg ditunjukkan Kapolri ini juga merupakan bentuk penghormatan pada HAM, khususnya kebebasan berekspresi dan mengemukakan pendapat melalui seni melukis mural," ujarnya.

Poengky optimistis, keterbukaan yang dilakukan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo secara gradual (berangsur-angsur) akan mengubah "mindset" (pola pikir) anggota Polri, karena polisi pascareformasi adalah polisi sipil yang humanis dan menghormati HAM.

Baca juga: Lemkapi: Kapolri terbuka untuk dikritik
Baca juga: Ketua Komisi III dukung Kapolri jamin kebebasan berekspresi
Baca juga: Kapolri: Jaga kami jadi Polri yang lebih baik


"Selain sudah ada seperangkat aturan hukumnya, Kapolri juga sudah memberikan contoh nyata. Kompolnas mendukung dan berharap pelaksanaan reformasi kultural Polri akan menjadi lebih baik," tutup Poengky.

Sebelumnya, Polri menggelar Bhayangkara Mural Festival 2021 Piala Kapolri untuk pertama kalinya. Diikuti 803 karya yang dikirim oleh peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Lalu diseleksi menjadi 154, dan dikurasi hingga terpilih 80 karya yang berkompetisi di tingkat Mabes Polri pada 30 Oktober kemarin.

Dari 80 mural bertema penanganan pandemi COVID-19 dan sub tema kritik untuk Polri, dipilih 10 pemenang untuk menjadi juara 1,2 dan 3, serta 7 juara harapan.

Terpilih sebagai juara pertama karya seniman asal Jabodetabek La Ode Umar yang menggambar visual berisi berbagai persoalan terjadi di tubuh kepolisian, seperti pungli, hukum tembang pilih, momok polisi yang menakutkan, hingga pembungkaman terhadap karya seni.

Seluruh karya mural peserta akan dilukis kembali di media didik yang tersedia di fasilitas milik Pemerintah DKI Jakarta. Sedangkan 10 pemenang, karyanya dilukis kembali di tiang Jalan Tol Non Tunai Transjakarta depan Mabes Polri, Jalan Trunodjoyo, Jakarta Selatan.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021