Bogor (ANTARA News) - Organisasi relawan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia mengirimkan surat mengenai pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang diantaranya berisi penyesalan mereka atas tidak transparannya pemerintah.

"Kami memandang perlu untuk menyebarluaskan informasi ini kepada para donatur dan relasi yang sudah menyumbangkan dana dan kepedulian mereka untuk program RS Indonesia di Gaza," kata anggota Presidium MER-C Indonesia Joserizal Jurnalis dalam surat elektroniknya kepada ANTARA di Bogor, Senin.

Ia menjelaskan surat ini ada kaitannya dengan jawaban MER-C untuk surat pemerintah mengenai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pemerintah Indonesia dan Bank Pembangunan Islam (IDB).

Pada prinispnya MER-C mendukung pemerintah Indonesia yang ingin membantu masyarakat Palestina.

"Karena kami yakin semakin banyak bantuan untuk rakyat Palestina akan semakin baik untuk mereka. Namun, yang kami sesalkan di sini adalah sikap pemerintah yang `tidak transparan` dan `tidak menepati komitmen` yang sudah disepakati sebelumnya," kata Joserizal dalam suratnya itu.

Komitmen itu adalah rencana pembangunan pusat penanganan penyakit jantung di Gaza dalam perbincangan interdep yang digelar sepanjang tahun 2009-2010.

Wacana ini pertama kali disampaikan Ketua BKSAP DPR-RI Hidayat Nurwahid pada pertemuan 9 Agustus 2010, lalu muncul lagi pada rapat interdep 26 Agustus 2010, namun dalam pembicaraan itu IDB ditempatkan sebagai lembaga yang akan menfasilitasi pengiriman dana pembanguan RS Indonesia, bukan sebagai pelaksana program.

"Untuk itu, kami menduga keras pembangunan `cardiac center` yang akan bertempat di komplek RS Shifa (Gaza City) adalah proyek IDB yang sudah ada sejak sebelum agresi Israel akhir tahun 2008 dan pembangunannya terlantar hingga kini," katanya.

Untuk itu, kata Joserizal, MER-C akan tetap melanjutkan pembangunan RS Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza Utara meskipun pemerintah Indonesia sudah mengalihkan bantuan dari program itu. "Hal ini kami lakukan semata-mata dalam rangka menyalurkan amanah dana dari rakyat Indonesia," katanya.(*)

A035/B013

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011