Bandung (ANTARA News) - Sedikitnya 16 bioskop milik Pemprov Jabar yang dikelola oleh PT Jasa Kepariwisataan (Jawi) dilaporkan bangkrut dan kemungkinan akan beralih fungsi menjadi cafe atau gedung pertemuan.

"Ada 16 bioskop yang merupakan asset Pemprov Jabar yang dipisahkan dan dikelola oleh PT Jawi, kondisinya sudah tutup. Kabupaten/kota memintanya untuk dijadikan cafe atau gedung pertemuan," kata Wagub Jawa Barat H Dede Yusuf di Bandung, Kamis.

Menurut Dede, bioskop merupakan salah satu sarana hiburan rakyat melalui pemutaran film, namun menyusul minat menonton masyarakat terhadap film menurun maka bioskop itu gulung tikar.

Hasil penjualan tiket tidak lagi mampu mencukupi biaya operasional dan pemeliharaan gedung, sehingga beberapa gedung terlantar.

"Kabupaten/kota tidak ada yang berminat untuk mengelola dan mempertahankannya sebagai bioskop, pengajuan pengelolaan rata-rata untuk dijadikan cafe atau gedung pertemuan untuk kenduri," kata Wagub Jabar itu.

Ia memaklumi bila para pemodal kurang tertarik untuk mengelola bioskop di daerah, karena selain penontonnya kurang, juga biaya pemeliharaanya juga cukup tinggi.

Sama halnya pihak swasta, kurang berminat untuk mengelola sebagai bioskop. Mereka juga mengajukan untuk cafe atau gedung pertemuan.

"Saya kira tidak masalah gedung itu beralih fungsi menjadi cafe atau gedung pertemuan, namun diharapkan di lokasi itu tetap bisa digelar pemutaran film terutama film-film independen yang meng-expose budaya dan potensi daerah," kata Dede.

Selain itu, dalam rangka mengembalikan kecintaan terhadap film, Dede Yusuf mengharapkan berbagai fihak untuk kembali menghidupkan pemutaran film layar tancap maupun menggelar film di mall atau ruang publik.

"Layar tancap merupakan media hiburan sekaligus media promosi dan sosialisasi. Itu perlu dihidupkan lagi, jangan jadikan film untuk konsumsi kalangan tertentu saja," kata Wagub Jabar itu menambahkan.

(S033/Y003/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011