Jakarta (ANTARA) - Managing Director Sinar Mas Gandi Sulistyanto, yang baru dilantik sebagai Duta Besar RI untuk Korea Selatan, mengaku ingin mendorong agar UMKM Indonesia bisa masuk rantai pasok global.

Sulis, sebagaimana ia kerap disapa, berkeinginan agar UMKM Indonesia terintegrasi menjadi rantai pasok yang andal dan mumpuni pada ekosistem perusahaan-perusahaan besar yang masuk dan berinvestasi di Indonesia.

"Memasukan UMKM lokal dalam rantai pasok telah dilakukan negara asal perusahaan besar itu sendiri. Ambil contoh apa yang dilakukan di Korea Selatan dimana perusahaan besar mengkoordinir supplier-supplier UMKM lokal untuk menjadi bagian dari rantai pasok dari produk EV (kendaraan listrik) misalnya," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Demi mewujudkan hal itu, Sulis mengaku telah berbicara dengan beberapa pemangku kepentingan termasuk Hyundai. Menurut dia, Hyundai telah siap menerapkan program rantai pasok seperti itu untuk UMKM Indonesia.

Baca juga: Menko Perekonomian: UMKM harus tangkap potensi industri halal dunia

Pelaksanaan programnya akan disampaikan pada industri sembari melakukan pendampingan dan supervisi pada UMKM.

Hal itu agar produk UMKM yang dihasilkan terjamin baik sebagai bagian kualitas produk secara utuh.

"Bila sudah terlaksana nanti pastinya akan mengangkat kualitas jasa dan produksi dari UMKM Indonesia. Saat itu Pemerintah Indonesia bisa tinggal memonitor saja," katanya.

Lebih lanjut, Sulis menyebut salah satu kunci keberhasilan yang tak terpisahkan untuk menjadikan UMKM sebagai rantai pasok industri adalah pendidikan vokasi.

Hal ini karena produk yang dihasilkan untuk mendukung rantai pasok adalah teknologi baru sehingga perlu SDM yang mumpuni.

Baca juga: Bank Dunia: Indonesia perlu dorong UMKM adopsi teknologi digital

Misalkan, kata Sulis, pada produk kendaraan listrik yang sarat akan teknologi baru serba komputerisasi, termasuk sistem energi dari energi terbarukan sehingga membutuhkan SDM dengan keahlian baru.

Sebagai Dubes, Sulis akan menjadikan program vokasi sebagai salah satu program kerja utama dari sisi investasi sekaligus ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ia juga mengusulkan kepada Chairman Hyundai agar pihaknya membentuk politeknik vokasi dan lembaga setara SMK di Indonesia yang disambut baik oleh produsen mobil Korea tersebut.

Sesuai dengan pesan Presiden, Sulis akan bekerja keras agar kerja sama Indonesia-Korea bisa diperkuat dengan membawa investor sebanyak-banyaknya.

Melalui Indonesia Investment Authority (INA), investasi bisa masuk ke infrastruktur, begitu juga dengan investor lain di alat kesehatan dan obat-obat agar Indonesia tidak tergantung dengan impor.

Sulis berharap neraca perdagangan Indonesia nantinya setidaknya bisa lebih seimbang. Agar tidak hanya produk impor dari Korea saja yang masuk, sementara ekspor Indonesia ke sana masih terbatas.

"Salah satu tugas Dubes memang membuat trade balance itu positif buat Indonesia," katanya.

Setibabya di Korsel nanti, Sulis memprioritaskan untuk bertemu dengan tokoh-tokoh Indonesia dan diaspora yang ada di sana. Peningkatan hubungan dagang dan investasi antara kedua negara menurutnya sangat besar, apalagi Indonesia juga sudah dikenal baik oleh Korsel.

"Indonesia seharusnya sudah dikenal disana, pasar drama terbesar kedua di dunia bagi mereka ya Indonesia. Begitu juga dengan K-Pop, Indonesia sudah terkenal menjadi pasar di sana, jadi nanti juga sebaliknya, kita akan menjadikan mereka sebagai pasar untuk produk Indonesia," tutup Sulis.

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021