Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Swedia berkomitmen dalam mendorong transisi hijau dan pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19 untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan Indonesia sudah berkomitmen dalam inisiasi karbon rendah dan menargetkan nol emisi pada 2060.

Indonesia juga berkomitmen dalam penerapan tujuan pembangunan berkelanjutan dan sudah banyak berdiskusi mengenai perubahan iklim dan isu-isu transisi hijau, kata Amalia.

"Saya rasa tidak usah diragukan lagi bahwa Indonesia akan berkomitmen dalam implementasi ekonomi hijau, dan pengurangan karbon juga ada di sana,” kata dia dalam webinar "Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP)" di Jakarta, Senin.

Dia menambahkan sudah saatnya pemerintah berpikir serius mengenai ekonomi hijau karena Indonesia merupakan pasar yang besar.

Baca juga: Indonesia-Swedia sepakati kerja sama ekonomi biru

“Kita melihat potensi pasar yang besar dengan 270 juta penduduk dan kita bisa mengambil bagian untuk memasok sumber daya untuk kegiatan ekonomi hijau serta industri hijau yang nantinya akan secara otomatis menciptakan lapangan kerja bagi rakyat Indonesia,” kata Amalia.

Dalam kesempatan sama, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor-Leste, Papua Nugini, dan ASEAN Marina Berg mengatakan sudah saatnya kedua negara memulai kembali pembangunan hijau setelah sempat berjalan lambat akibat pandemi.

Menurut dia, pandemi COVID-19 telah memberi dampak bagi masyarkat dunia dan ekonomi global. Pada saat yang sama, perubahan iklim tidak akan membaik tanpa intervensi manusia.

"Sekaranglah waktunya untuk memikirkan kembali pembangunan. Kita harus bekerja sama untuk mengatasi pandemi ini, dan kita perlu memastikan pemulihan yang lebih kuat, lebih hijau dan berkelanjutan untuk semua,” kata Berg.

Dalam SISP yang digelar untuk kedua kalinya itu, Swedia dan Indonesia akan menjajaki kemitraan di lima area, yakni pembangunan berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja, transportasi cerdas, energi terbarukan, ekonomi biru, dan industri 4.0.

Baca juga: Sandiaga ajak pelajar Indonesia di Swedia promosikan pariwisata RI

Dalam SISP 2021, Indonesia dan Swedia akan berdiskusi lebih lanjut untuk menemukan solusi berkelanjutan dan mencapai Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

Duta Besar Indonesia untuk Swedia dan Latvia Kamapradipta Isnomo menjelaskan SISP pertama bertujuan memperingati 70 tahun hubungan baik di antara kedua negara.

“Tahun ini, SISP akan memainkan peran yang lebih penting dalam mempertahankan momentum positif, memperkuat komitmen untuk menumbuhkan hubungan, serta menjadi landasan kerja sama yang konstruktif dan saling menguntungkan di tahun mendatang,” ujarnya.

Dia menuturkan setelah konferensi perubahan iklim baru-baru ini, SISP memberi peluang besar bagi Indonesia dan Swedia untuk memperdalam kolaborasi aksi iklim dalam konteks pembangunan berkelanjutan.

“Saya yakin ada banyak hal yang dapat dipelajari dari pengalaman satu sama lain, dan kita dapat memperoleh manfaat lebih banyak lagi dengan bekerja sama,” kata Kamapradipta.

Baca juga: Indonesia-Swedia teken perjanjian kerja sama pemeliharaan kapal perang
Baca juga: Indonesia-Swedia sepakat tingkatkan kerja sama ekonomi


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021