Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyerukan pentingnya langkah nyata dan komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan emisi nol persen atau net zero emission di Indonesia.

Ketua Komite Tetap Energi Baru Terbarukan Kadin Indonesia Muhammad Yusrizki dalam pernyataan di Jakarta, Rabu, mendorong kebijakan tersebut agar menjadi upaya serius dan tidak hanya sekedar wacana.

"Pencapaian net zero Indonesia tidak terlepas dari komitmen, usaha dan pencapaian net zero dari setiap elemen ekonomi termasuk tentunya pihak swasta," katanya.

Yusrizki mengatakan langkah swasta itu sudah dilakukan pada level global karena perusahaan besar seperti Amazon, Microsoft, Nestle, Unilever telah mendeklarasikan target Net Zero paling lambat 2050.

Langkah serupa bahkan sudah diupayakan oleh perusahaan-perusahaan dari sektor yang dipersepsikan jauh sekali dari net zero seperti BP, dan Shell yang berbasis energi fosil.

"Net zero bukan berarti mereka sama sekali tidak menghasilkan emisi, tetapi kuncinya adalah mengurangi emisi semaksimal mungkin, lalu sisanya menggunakan carbon offset tentunya dari sumber-sumber carbon offset yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan asal muasalnya," katanya.

Untuk itu, menurut dia, Peraturan Presiden (Perpres) mengenai Nilai Ekonomi Karbon (NEK) menjadi salah satu instrumen penting dalam pencapaian emisi nol.

Ia memastikan kehadiran regulasi tersebut merupakan upaya serius pemerintah dalam mengembangkan dan menjalankan konsep Nilai Ekonomi Karbon yang sedang diupayakan.

"Kita melihat pajak karbon sudah masuk dalam pipeline kebijakan, lalu disusul dengan Perpres NEK. Kadin yakin ke depan peraturan-peraturan turunannya juga akan segera keluar. Aksi nyata Pemerintah harus disambut pula dengan aksi nyata sektor swasta, tidak bisa hanya sekedar wacana," katanya.

Baca juga: Kementerian ESDM-IRENA tingkatkan kerja sama capai "net zero emission"

Yusrizki juga mengharapkan adanya tambahan pelaku dari sektor swasta dalam mendeklarasikan target pencapaian emisi nol persen serta memastikan adanya upaya mitigasi lanjutan melalui dukungan Kadin.

Melalui deklarasi tersebut, nantinya terdapat komitmen dan aksi bersama dari suatu perusahaan untuk membawa perusahaan dari sektor lain agar mau menyesuaikan dengan proses bisnis net zero.

"Misalnya untuk sektor energi, saya melihat industri energi terbarukan sudah sangat siap untuk membantu. Yang harus kita dorong juga dalam sub-sektor energi adalah industri efisiensi energi yang di negara-negara lain dikenal dengan sebutan Energy Service Company (ESCO)," katanya.

Selain itu, ia menegaskan keikutsertaan perusahaan nasional dalam pengurangan emisi karbon juga penting agar tidak tertinggal dalam rantai pasok global mengingat perusahaan global sudah melakukan komitmen net zero.

"Inilah tantangan dan sekaligus ancaman akibat dari Net Zero Chain, mau tidak mau perusahaan Indonesia harus juga ikut dalam gelombang Komitmen Net Zero Emission ini untuk bertahan dalam perubahan lingkungan bisnis," kata Yusrizki.

Baca juga: KemenESDM apresiasi badan usaha yang komitmen capai emisi nol bersih


 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021