Jakarta (ANTARA) - Lebih dari 1.200 petani swadaya dari Program Petani Sawit Musim Mas menjadi yang pertama di Indonesia untuk disertifikasi berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 38 Tahun 2020 tentang Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

General Manager of Programs and Projects Musim Mas Rob Nicholls menyatakan melalui program tersebut pihaknya terus mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan sertifikasi ISPO dengan menjangkau petani swadaya.

"Kami juga akan terus memperluas program kami untuk petani sawit. Melalui kegiatan ini, kami bertujuan untuk memberdayakan mereka dengan keterampilan teknologi, praktik pertanian berkelanjutan, dan membantu mereka berintegrasi ke dalam rantai pasokan dan pasar minyak sawit berkelanjutan,” kata Rob dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Disebutkan perkebunan petani sawit ini secara kolektif mencakup lebih dari 2.700 hektar lahan, mewakili lebih dari 20 persen dari total 12.600 hektar lahan bersertifikat ISPO berdasarkan peraturan baru.

Petani sawit yang mengikuti program ini merupakan bagian dari tiga asosiasi petani yakni Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu (APSKS LB), Perkumpulan Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Rokan Hulu (PPSKS Rohul) dan Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Pelalawan Siak (APSKS PS), yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara dan Riau sementara Musim Mas berperan sebagai fasilitator dalam asosiasi petani.

Sertifikasi ISPO akan diwajibkan bagi semua perusahaan kelapa sawit di Indonesia, termasuk petani sawit pada tahun 2025. Selain itu, Peraturan No. 38 Tahun 2020 atau ISPO 38/2020 memperluas perlindungan hutan, dari hutan primer menjadi hutan secara umum.

Petani sawit menghadapi tantangan yang kompleks dan saling terkait seputar hasil panen, pengelolaan perkebunan, kepemilikan tanah, akses keuangan, akses pasar, dan skala ekonomi.

Untuk berkontribusi terhadap mata pencaharian dan kemajuan industri, lanjut Rob, perusahaan telah mengembangkan dan menerapkan program untuk mengintegrasikan petani swadaya ke dalam rantai pasokan minyak sawit sejak 2015.

"Kami melibatkan dan membantu petani sawit dalam memenuhi standar pertanian efisien yang sama dengan perkebunan industri dan menyelesaikan modul program yang mencakup komitmen agronomi dan NDPE, sehingga memberdayakan mereka untuk memproduksi secara berkelanjutan," katanya.

Ketua Sekretariat Tim Pelaksana Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan dan Wakil Ketua Sekretariat Komite ISPO Dedi Junaedi, , menyatakan atas nama Direktorat Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia sangat mengapresiasi upaya Musim Mas.

“Semoga pencapaian Musim Mas dan mitranya dapat memotivasi dan menginspirasi koperasi/asosiasi pekebun sawit swadaya lainnya untuk berpartisipasi dalam program sertifikasi ISPO, yang juga merupakan bagian dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6/2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Tahun 2019 - 2024 (RAN-KSB),” ujarnya.

Baca juga: Sertifikasi ISPO perkebunan sawit dinilai lebih cepat
Baca juga: Kementan: Sertifikasi ISPO sejalan dengan tujuan SDGs
Baca juga: Program peremajaan sawit rakyat syaratkan sertifikasi ISPO

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021