Mataram (ANTARA) - Sejumlah wilayah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/12), dikepung banjir setelah hujan lebat berlangsung sejak Ahad (5/12) sampai Senin pagi.

Tercatat sejumlah daerah yang dilanda banjir, yakni, Kecamatan Batu Layar dan Gunung Sari, Lombok Barat serta Kecamatan Jerowaru dan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Bahkan Jembatan Meninting yang menghubungkan Kota Mataram ke objek wisata Senggigi nyaris ambruk karena tidak kuat menahan laju banjir bandang.

Tiang listrik di jembatan tersebut pun turut roboh. Akibatnya terjadi kemacetan karena pengendara harus melewati jembatan di sebelahnya yang lokasinya lebih tinggi.

Tak luput pula rumah di Kompleks Bhayangkara Residence, Ranjok, Lombok Barat, harus tergenang air setinggi 1,5 meter sampai 2 meter. Sebanyak 220 kepala keluarga (KK) di kompleks tersebut harus dievakuasi menggunakan perahu karet.

Kemudian, tanggul penahan gelombang di Pantai Ampenan atau Kota Tua Ampenan pun turut jebol, tak pelak lagi ombak yang sedang ganas-ganasnya meluap ke areal pusat jajanan di objek wisata tersebut sampai ke rumah warga.

Sementara itu, empat orang warga Desa Batulayar Barat, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, meninggal dunia akibat terseret banjir bandang dan tertimbun tanah longsor, yang terjadi pada Senin (6/12), sekitar pukul 08.00 WITA.

Anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) Desa Batulayar Barat, Serda Parhan Taufik, yang ditemui di lokasi pengurusan jenazah menyebutkan empat korban yang meninggal dunia, yakni Papuq Temah (80), Sumiati (50), Sumiahana (35), dan bayinya Ladenia berusia enam bulan.

"Sumihana ditemukan oleh warga dalam keadaan meninggal dunia di sungai dalam kondisi masih mempertahankan bayinya," kata Serda Parhan, yang membantu proses evakuasi para korban.

Selain korban meninggal dunia, kata dia, ada juga warga yang mengalami patah tulang kaki, yakni Hj Selemah. Wanita lanjut usia tersebut terhempas material yang terbawa banjir bandang.

Sementara satu orang korban yang hanyut terseret banjir di sungai atas nama H Suri (75).

"Semua korban yang meninggal dunia dimakamkan setelah Shalat Ashar, satu korban patah tulang sudah dirawat di rumah sakit, dan satu korban lagi masih dalam pencarian," ujar Serda Parhan.

Baca juga: PLN amankan pasokan listrik 33.718 pelanggan terdampak banjir di NTB

Jalan longsor

Jalur lintas kabupaten yang berada di kawasan Hutan Pusuk, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, terpaksa ditutup oleh pihak kepolisian akibat longsor di sejumlah tebing yang menutupi badan jalan.

Kaur Bin Ops (KBO) Satuan Lalu Lintas Polres Lombok Utara Ipda Bambang Tedi melalui siaran pers yang diterima di Mataram, Senin, mengatakan pihaknya menindaklanjuti kejadian alam tersebut dengan mengalihkan jalur lalulintas melalui Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.

"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami mengimbau kepada para pengguna jalur Hutan Pusuk agar mengakses jalur melewati kawasan Senggigi," kata Bambang.

Menurut informasi di lapangan, Bambang menyampaikan bahwa bencana longsor yang memutus salah satu akses pengguna jalan menuju Kabupaten Lombok Utara tersebut terpantau pada Senin pagi, sekitar pukul 08.00 WITA.

Bongkahan bebatuan dan tanah serta pepohonan menutupi ruas jalan dan sempat mengakibatkan kendaraan roda dua maupun roda empat yang hendak melintas terganggu.

Beruntungnya di tengah kondisi tersebut, Bambang melaporkan tidak ada korban jiwa.

Lebih lanjut, longsor tersebut diduga akibat intensitas hujan lebat yang terus terjadi sejak Ahad (5/12) sore.

Selain longsor, hujan lebat tersebut mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah kabupaten dan kota. Demikian juga kejadian alam lainnya yang mengakibatkan pohon tumbang dan gelombang tinggi.

Baca juga: 200 warga di Perumahan Bhayangkara Residence mengungsi akibat banjir

Banjir terparah

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat H Sahdan mengungkapkan kondisi banjir terparah yang terjadi di Pulau Lombok terjadi di Kabupaten Lombok Barat.

"Dari data sementara yang kita terima Kabupaten Lombok Barat yang terparah terkena banjir," ujarnya saat ditemui di lokasi banjir di BTN Bhayangkara Residence Desa Ranjok Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Senin.

Ada tiga lokasi terparah yang terdampak banjir di Kabupaten Lombok Barat, yakni Kecamatan Gunung Sari, Batu Layar dan Sekotong.

"Lokasinya tersebar di tiga kecamatan dan sampai hari ini evakuasi masih terus dilakukan," ujarnya.

Menurutnya, banjir yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat tersebut disebabkan karena curah hujan yang tinggi, sehingga menyebabkan sungai-sungai yang ada meluap. Tak hanya itu di Kecamatan Batu Layar dan Gunung Sari juga terdapat tanah longsor.

"Ini karena intensitas hujan yang tinggi sejak Ahad (5/12) kemarin sampai Senin pagi (6/12), sehingga air meluap dan masuk rumah warga," ungkap mantan Kepala Dinas PUPR NTB ini.

Selain Kabupaten Lombok Barat, sejumlah wilayah di Pulau Lombok juga terjadi banjir, seperti Kota Mataram, Lombok Timur dan Lombok Utara. Hanya saja kata dia banjirnya tidak separah yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat.

"Kalau Kota Mataram ini banyak banjir rob yang menimpa wilayah pesisir. Sedangkan di Lombok Utara dan Lombok Timur itu juga banjir dari sungai yang meluap," ucapnya.

Untuk jumlah rumah maupun kerugian akibat banjir di tiga kecamatan tersebut, Sahdan, menegaskan pihaknya belum dapat memastikannya. Begitu juga dengan banjir yang terjadi di Kota Mataram, Lombok Utara dan Lombok Timur belum juga dipastikan kerugiannya karena lokasi yang terdampak cukup luas dan masih didata petugas di lapangan.

"Kalau berapa jumlah kerugian maupun rumah yang terendam, kita belum pastikan jumlahnya. Yang jelas semua masih dihitung," ucapnya.

Kabid Kedaruratan BPBD NTB, Abdul Gani mengatakan berdasarkan data sementara untuk wilayah Kecamatan Gunung Sari meliputi Desa Kekait, Desa Wadon, Desa Guntur Macan, BTN Bhayangkara Residence, BTN Pondok Sesela, dan Taman Sari.

Untuk Desa Kekait jumlah warga yang terdampak lebih dari 45 KK, Wadon lebih 12 KK, BTN bhayangkara lebih 200 KK, Guntur Macan lebih 7 KK, BTN Pondok Sesela lebih dari 125 KK dan Taman Sari lebih dari 15 KK.

Selanjutnya di Kecamatan Sekotong meliputi Desa Pelangan meliputi Dusun Pelangan dengan jumlah warga terdampak 230 KK, Dusun Pelangan Tengah 150 KK, Dusun Tirta Sari 100 KK, Pelanggan Dalam 70 KK, Selindungan 179 KK, Pelangan Timur 260 KK, Kembang Teb 80 KK, Tanak Abang 40 KK, Bawak Bagek 113 KK.

"Total secara keseluruhan warga yang terdampak di Kecamatan Sekotong ada 1.222 KK atau 3.985 jiwa," ujarnya.

Kemudian di Kecamatan Batu Layar Lombok Barat dari laporan masih dalam pendataan dan Kota Mataram terjadi di Lingkungan Selagalas, Kekalik, Ampenan.

"Sampai saat ini TRC- BPBD bersama tim Basarnas, TNI/Polri sedang melakukan upaya evakuasi warga dan berdasarkan laporan sementara belum ada laporan korban jiwa," katanya.

Baca juga: Personel Kantor SAR Mataram berjibaku evakuasi korban banjir

Kerahkan tim SAR

Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat mengerahkan personel  SAR atau pencarian dan pertolongan untuk membantu menangani dampak banjir yang diduga akibat hujan lebat sejak Ahad (5/12) malam, di sejumlah wilayah Pulau Lombok.

"Jadi di beberapa wilayah yang terendam banjir, kita sudah memberangkatkan personel bantuan SAR dari Brimob, dari Polair, dari Samapta," kata Kepala Biro Operasional (Karoops) Polda NTB Kombes Pol Imam Thobroni di Mataram, Senin.

Bahkan untuk personel setingkat kabupaten/kota juga turut dikerahkan untuk menangani dampak banjir. Beberapa wilayah yang terdampak cukup berat diantaranya di Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Timur.

Peralatan SAR dan evakuasi korban turut dikerahkan.

"Perahu karet dan peralatan evakuasi lainnya sudah kita siapkan di lapangan. Posko tenda (evakuasi warga), dapur lapangan, apabila diperlukan, akan kita siapkan," ujarnya.

Lebih lanjut, Imam mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada di tengah prediksi cuaca buruk akhir tahun ini. Imam juga meminta kerja sama masyarakat untuk menginformasikan apabila membutuhkan bantuan evakuasi.*

Baca juga: Warga di Batu Layar Lombok Barat mengungsi akibat air sungai meluap

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021