Jakarta (ANTARA) - Liburan akhir tahun sudah di depan mata, kendati demikian masih banyak orang yang enggan berlibur atau berkerumun dan memilih untuk tetap di rumah saja. 
​​​
Entah karena takut tertular COVID-19 atau sedang ingin menghemat biaya pengeluaran.

Namun dengan mengubah rutinitas dan suasana di dalam rumah dapat menciptakan sensasi berlibur pada akhir tahun nanti meski dilewatkan tanpa bepergian, kata psikolog.

"Sebenarnya memang liburan tidak harus keluar, tapi kita bisa ciptakan suasana yang santai dan beda dari rutinitas sehari-hari," kata psikolog Rininda Mutia dari Universitas Indonesia saat dihubungi oleh ANTARA.

Untuk orangtua yang ingin menciptakan suasana menghibur bagi buah hati walau liburan dirayakan di rumah saja, Rininda menyarankan untuk membuat kegiatan yang bisa dilakukan bersama-sama. Kegiatan itu sebaiknya hal yang tidak pernah atau jarang dilakukan. Sebagai contoh, kemping di halaman rumah dan membuat barbeque atau membakar jagung agar betul-betul serasa seperti di perkemahan.

"Tidurnya nanti tetap di tenda walaupun sebenarnya ada kamar," katanya.

Baca juga: Cara mendapatkan 10.000 langkah per hari selama #dirumahaja

Baca juga: Jaga energi dan suasana hati saat #dirumahaja

Banyak ide lain yang bisa dicoba agar penghujung Desember di rumah terasa seperti sedang liburan di luar kota. Anda bisa mengajak seluruh anggota keluarga untuk berkaraoke, menyibukkan diri di dapur dengan membuat kue, atau bermain board game.

Mengajak anak ke tempat-tempat baru akan memberinya wawasan yang lebih luas. Pandemi memang menjadi kendala dalam bepergian ke berbagai tempat karena orang-orang diimbau untuk tidak melakukan perjalanan demi meminimalisasi risiko penyebaran virus corona. Di sisi lain, tantangan ini sebaiknya dijadikan orangtua sebagai cara mengasah kreativitas dalam menyisipkan pengetahuan-pengetahuan baru kepada anak tanpa harus ke luar rumah.

Baca juga: Usir rasa bosan dengan empat kegiatan ini

Ajak anak untuk mencicipi makanan baru, belajar bahasa lain, mendengarkan lagu-lagu berbahasa lain, melihat cara berpakaian orang-orang di daerah atau negara lain atau memahami kebiasaan-kebiasaan unik yang berlaku di berbagai tempat.

"Intinya mengenalkan bahwa ada orang lain yang punya budaya berbeda bisa membuka wawasan anak. Jangan lupa, orangtua juga perlu mengedukasi bahwa berbeda itu tidak apa-apa. Meskipun beda tetap bisa dijalani dan dinikmati bersama," papar dia.

Anda juga bisa mengajak anak mengobrol dengan orang-orang dari berbagai latar belakang lewat panggilan video.

Sementara itu, konselor sekolah Izza Dinillah menuturkan cara menciptakan suasana liburan di rumah saja harus kembali lagi ke tujuan dari berlibur. Pada umumnya, orang-orang ingin berlibur untuk keluar dari rutinitas, mencoba hal-hal baru hingga melewatkan waktu luang untuk menjalani hobi.

"Sedangkan kalau di rumah saja, mindset-nya adalah rutinitas, itu yang perlu diubah," kata lulusan Universitas Indonesia itu kepada ANTARA melalui pesan singkat.

Wakil kepala sekolah Cikal Amri ini menyarankan orangtua untuk mengubah rutinitas di dalam rumah, salah satunya memakai ruangan yang jarang digunakan. Sesederhana menukar kamar tidur untuk semalam atau mengenakan busana yang jarang dipakai di rumah. Anda bisa bermain peran mengenakan busana-busana formal seakan ingin berpesta, atau memakai kemeja santai dengan celana pendek seakan ingin ke pantai.

Inspirasi untuk melakukan aktivitas baru di rumah dapat dicari di dunia maya, mulai dari proyek do-it-yourself, mencari resep-resep tutorial memasak dan mempraktikannya di dapur hingga memodifikasi hobi yang bisa Anda lakukan di rumah.

"Bikin rumah jadi tampak beda juga bisa bantu sih, redecorate begitu misalnya," katanya.

Memilah-milah lagi baju yang masih layak pakai, atau mengubahnya dalam tatanan yang lebih rapi sesuai gradasi warna seperti yang dipraktikkan Marie Kondo, dapat dilakukan khusus Anda yang memang senang membereskan pernak-pernik, tapi belum punya waktu luang untuk mengerjakan hobi tersebut.

Anda juga dapat membawa nuansa liburan dengan mengubah suasana di dalam rumah secara tematik. Misalnya, Anda ingin memboyong suasana Bali dengan cara memasak masakan Bali, lalu menghias dan memasang lagu-lagu tradisional yang membuat Anda seakan sedang berada di pulau Dewata.

"Bisa banget (mengubah rumah dengan suasana tertentu), ini masuk ke tips 'breaking from routine'," lanjutnya.

Kebahagiaan itu menular

Orangtua mungkin khawatir anak tak bisa bersenang-senang secara maksimal bila berada di rumah saja, melewatkan agenda liburan rutin akhir tahun yang dilakukan sebelum pandemi. Tetapi sebetulnya kebahagiaan itu menular. Sebelum membuat anak bahagia, baik ayah maupun ibu harus merasa senang.

"Terima dulu kondisi di rumah saja dan libatkan anak-anak dalam kegiatan sehari-hari," katanya.

Berdiam diri di rumah sepatutnya dijadikan bagian dari kehidupan di tengah kenormalan baru, jangan jadikan ini sebagai sebuah beban. Orangtua pun bisa mengajak anak-anak untuk menentukan sendiri aktivitas yang mau mereka lakukan. Bisa jadi orangtua akan menemukan jawaban mencengangkan karena anak-anak lebih kreatif dan punya imajinasi tak terbatas.

"Bebaskan saja sejenak, mumpung libur dan orangtua juga tidak dikejar-kejar pekerjaan. Why don’t we live as a kid for a day?"

Liburan memang tak harus ke luar rumah, sebab aktivitas di dalam rumah juga bisa memenuhi tujuan dari liburan untuk anak, yakni membangun kedekatan dan kehangatan bersama orangtua. Tak perlu alat khusus atau tempat yang memukau. Cukup luangkan waktu dan bermainlah bersama anak sehingga Anda dan buah hati bisa bahagia dan tertawa bersama.

Baca juga: Belum divaksin kumpul bersama keluarga saat liburan Nataru, amankah?

Baca juga: Empat tips liburan seru bareng keluarga di rumah aja

Baca juga: Sisi positif memasak di masa adaptasi kebiasaan baru menurut psikolog

Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021