Benghazi (ANTARA News) - Ketua oposisi Libya Dewan Transisi Nasional (CNT) pada Sabtu memuji sikap baru yang ditampilkan oleh Rusia yang kini meminta pemimpin Libya Muammar Gaddafi turun, dan tampil untuk menengahi konflik di Libya.

"Kami menyambut posisi yang ditunjukkan oleh Presiden Rusia Dmitry Medvedev," kata Mustafa Abdel Jalil dalam pernyataan pers di markas oposisi , Benghazi,Sabtu .

"Kami percaya peran Rusia dalam urusan internasional, tetapi hubungan ini harus berlangsung dalam suatu kepentingan bersama dan saling menghormati," tambah Jalil.

Pada pertemuan puncak G-8 di Prancis pada Jumat, Medvedev meminta Gaddafi mundur dan mengajukan diri sebagai mediator dalam perang yang mengancam bergerak menuju jalan buntu.

"Masyarakat dunia tidak lagi melihat dia sebagai pemimpin Libya," kata Presiden Rusia Dmitry Medvedev setelah menghadiri pertemuan puncak.

Biasanya menentang campur tangan apa pun, Rusia telah meningkatkan keengganan untuk secara terbuka meminta mundurnya seorang kepala negara dan telah menawarkan untuk menengahi.

"Saya menawarkan mediasi kami dengan para mitra kami," kata Medvedev. "Semua orang berpikir ini akan berguna," katanya, dan mengumumkan akan segera mengirim seorang utusan ke Benghazi.

Sementara itu dari Tripoli pemerintah Libya menyatakan keraguan bahwa Rusia akan mengubah sikap terhadap situasi Libya dan berpihak kepada NATO, kata Wakil Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaim pada Jumat.

Sedangkan Uni Eropa (UE) pada Kamis menyambut keputusan Duta Besar Libya untuk memutuskan hubungan dengan rezim Gaddafi dan mengatakan, para pejabat senior rezim lainnya harus mengikutinya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011