Manila (ANTARA) - Pengiriman uang ke kawasan Asia Pasifik dari warga yang bekerja di luar negeri dapat tumbuh 6,7 persen tahun ini dan meningkat 5,9 persen tahun depan, setelah merosot 2,0 persen pada 2020, didukung oleh pelonggaran lebih lanjut pembatasan COVID-19 di negara-negara maju, kata Bank Pembangunan Asia (ADB).

Secara absolut, pengiriman uang ke wilayah tersebut diperkirakan akan meningkat sebesar 21,2 miliar dolar AS tahun ini dan 19,8 miliar dolar AS tahun depan, kata pemberi pinjaman yang berbasis di Manila itu dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa.

Arus masuk ke kawasan itu tahun lalu mencapai 314 miliar dolar AS, kata ADB.

Rata-rata, kawasan Asia Pasifik diperkirakan menyumbang sekitar 63,4 persen dari total peningkatan pengiriman uang global pada tahun 2021 dan 2022, kata ADB.

Baca juga: ADB dorong investasi perubahan iklim Asia-Pasifik

Dikatakan penerimaan pengiriman uang di seluruh dunia dapat meningkat sebesar 4,8 persen atau 34 miliar dolar AS pada tahun 2021 dan sebesar 4,2 persen atau 30,7 miliar dolar AS pada tahun 2022.

Sekitar 60 persen dari arus masuk remitansi ke kawasan Asia-Pasifik kemungkinan akan datang dari Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa, sementara hampir 30 persen akan berasal dari Timur Tengah, katanya.

ADB telah memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk negara-negara berkembang Asia - sekelompok 45 negara di kawasan Asia-Pasifik - untuk tahun ini dan selanjutnya akibat risiko dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh varian Virus Corona Omicron.

Baca juga: ADB pangkas pertumbuhan negara berkembang Asia atas risiko Omicron



 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021