Bangkalan (ANTARA News) - Menteri Kehutanan MS Kaban mengimbau pada masyarakat agar tidak terus berpolemik mengenai penyebab terjadinya banjir bandang dan longsor yang menimpa beberapa kecamatan di Jember, karena banyak faktor yang menyebabkan terjadinya musibah itu. "Jangan terus berpolemik masalah penyebab terjadinya banjir bandang di Jember, karena banyak faktor penyebab terjadinya musibah tersebut," kata Menhut kepada wartawan saat pencanangan gerakan "Kecil Menanam Dewasa Memanen" (KMDM) yang diawali dari Desa Togubang, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, Madura, Minggu. Menurut Menteri, beberapa faktor penyebab banjir di Jember antara lain curah hujan tinggi, jenis tanahnya sensitif dan labil, kemiringan tanah dan tangkapan air di wilayah itu tidak solid. "Jadi secara hukum alam akan terjadi banjir, karena tidak seimbang antara curah hujan dengan tangkapan air," jelasnya. Dalam acara yang juga dihadiri Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Propinsi Jatim, Agus Syamsudin, itu, Menhut menyatakan seluruh elemen masyarakat perlu menggalakkan KMDM, karena program itu dicanangkan untuk menumbuhkan kesadaran dan semangat masyarakat untuk kembali menanam semua jenis pohon agar hutan dapat diselamatkan dan tak terjadi longsor seperti di Jember dan Banjarnegara. Selain penyelamatan ekologi, katanya, KMDM juga memberi manfaat sosial dan investasi ekonomi di masa depan. Menurut dia, KMDM juga akan dilakukan di 160 hektare lahan kritis di Jawa yang dapat diterapkan melalui kerjasama antara Perhutani dan rakyat, sehingga keduanya dapat memperoleh manfaat. Dalam kesempatan itu menteri juga minta kepada aparat terus menegakkan hukum dengan tidak hanya berteriak ada maling, tapi tangkap saja malingnya. "Aparat jangan hanya berteriak ada maling, tapi tangkap saja malingnya," tegasnya. Usai acara di Bangkalan, rombongan Menhut akan meninjau Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Paterman, Kecamatan Modung, Bangkalan, sekaligus menyerahkan bibit pohon kepada masyarakat pesantren. Setelah itu, Menhut dijadwalkan meninjau pelaksanaan program Pengelolaan Hutan bersama Masyarakat (PHBM) dan hutan swadaya rakyat di Sreseh, Sampang, Madura. Pada hari berikutnya, Senin (16/1), Menhut akan mengunjungi Pondok Pesantren Al Hamidy di Pamekasan serta Pondok Pesantren Al Amin di Sumenep, Madura. (*)

Copyright © ANTARA 2006