Sejauh ini, implementasi green building kebanyakan masih di tingkat pemerintah pusat. Kami tentunya berharap bukan hanya pemerintah pusat, tapi bisa meluas ke pemerintah daerah agar mereka bisa aktif untuk meng-install ini untuk kebutuhan listrik mer
Jakarta (ANTARA) - Peneliti lembaga International Council on Clean Transportation (ICTT) Tenny Kristiana menyatakan bahwa penerapan konsep bangunan hijau atau prinsip fungsional yang ramah lingkungan jangan hanya di tingkat pusat, tetapi perlu meluas ke berbagai lapisan masyarakat.

"Sejauh ini, implementasi green building kebanyakan masih di tingkat pemerintah pusat. Kami tentunya berharap bukan hanya pemerintah pusat, tapi bisa meluas ke pemerintah daerah agar mereka bisa aktif untuk meng-install ini untuk kebutuhan listrik mereka," kata Tenny Kristiana dalam rilis di Jakarta, Selasa.

Bahkan, menurut dia, pemerintah pusat bisa juga membuat semacam proyek rintisan di berbagai kota di daerah, dan bisa saja dengan membuat kompetisi antarperkotaan atau antarkabupaten, sehingga pemerintah daerah pun bisa berlomba-lomba untuk mengimplementasikan seperti instalasi panel surya di gedung-gedung mereka.

Lebih jauh, lanjutnya, pemanfaatan panel tenaga surya juga bisa digunakan untuk fasilitas publik di perkotaan. Misalnya penerangan jalan, penerangan taman sampai dengan operasional lampu lalu lintas.

Ia mengemukakan bahwa Kementerian ESDM sejauh ini juga sudah menggunakan penerangan jalan umum tenaga surya di 30 ribu titik yang menerangi jalan sepanjang 1.500 kilometer di 200 kabupaten/kota di Indonesia.

"Saat ke daerah saya melihat lampu-lampu jalan memiliki PLTS (Panel Listrik Tenaga Surya) kecil di atasnya. Memang secara kelistrikan tidak besar, tapi ini sangat berarti. Tidak berhenti pada penerangan jalan saja, pemanfaatan PLTS bisa digunakan untuk fasilitas publik lainnya. Di Amerika, instalasi PLTS dilakukan di bandara JFK di parkirannya. Sementara di Washington DC, stasiun kereta mereka juga menggunakan instalasi PLTS," ungkapnya.

Tenny menuturkan, charging station kendaraan listrik yang bersumber dari PLTS menjadi kunci implementasi kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.

Senada, Peneliti Spesialis Teknologi Energi & Kendaraan Listrik, Institute for Essential Services Reform (IESR) Idoan Marciano menyatakan bahwa PLTS memang salah satu sumber energi terbarukan yang paling potensial untuk dimanfaatkan di Indonesia.

"Pertama, karena sumber energi terbarukan ini memiliki potensi teknis terbesar di Indonesia. Kedua, karena sangat scalable, sehingga memungkinkan untuk digunakan dari skala terkecil hingga besar. PLTS bisa diadopsi untuk skala residensial maupun bisnis dan industri. Ketiga, PLTS ini juga lebih padat energi dibanding sumber EBT lain, sehingga pemanfaatannya tidak membutuhkan lahan yang terlalu besar, dan penempatannya pun fleksibel," kata Idoan Marciano.

Selain itu, ujar dia, masyarakat juga perlu memahami bahwa sumber listrik dari batubara seperti yang disediakan Perusahaan Listrik Negara (PLN), memperburuk kualitas udara sehingga sumber listrik harus segera dialihkan dan sosialisasi terkait manfaat dari tenaga surya juga perlu ditingkatkan.

"Perlu adanya perubahan paradigma dan persepsi terkait panel surya ini. Di Indonesia, masyarakat yang mampu membeli PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) kebanyakan masih belum mengetahui dan atau belum menganggap ini sebagai sesuatu yang relevan dengan kebutuhan mereka. Saya pikir perlu ada gerakan literasi dari pemerintah agar masyarakat bisa melek akan manfaat PLTS, hal-hal teknis dan skema pembiayaan yang ada," katanya.

Ia juga menginginkan pemerintah dapat memberikan insentif finansial untuk masyarakat agar penerapan PLTS bisa lebih masif, mengingat bahwa harga yang terjangkau tetap menjadi faktor utama untuk beralih ke PLTS.

Seperti diketahui, pemerintah juga akan mengedepankan implementasi bangunan hijau untuk kantor pemerintahan, salah satunya adalah gedung utama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Baca juga: Arsitek: Bangunan hijau dan sehat kurangi penularan COVID-19
Baca juga: Pemprov Bali atur pengembangan "bangunan hijau"

Baca juga: PLTS teknologi mumpuni akselerasi transisi energi Indonesia
 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022