Batam (ANTARA) - Aparat Bea Cukai Batam berhasil mengumpulkan penerimaan negara sebesar Rp4,27 triliun sepanjang 2021, melebihi target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp284,9 miliar, atau mencapai 382,91 persen dari sasaran.

"Target penerimaan bea dan cukai 2021 sebesar Rp284,90 miliar sebenarnya sudah berhasil kita capai lebih dari 100 persen pada Mei. Tetapi kita terus memaksimalkan penerimaan negara hingga akhir tahun," kata Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Batam Ambang Priyonggo di Batam, Rabu.

Ia menjelaskan, penerimaan negara itu terdiri dari penerimaan bea dan cukai sebesar Rp1,09 triliun dan penerimaan perpajakan sebesar Rp3,18 triliun.

Jika dibandingkan dengan 2020, maka penerimaan Bea Cukai Batam 2021 meningkat 261,84 persen atau melonjak Rp789,40 miliar.

Capaian penerimaan bea dan cukai terdiri dari penerimaan Bea Masuk sebesar Rp263,86 miliar, Bea Keluar sebesar Rp817,78 miliar, dan Cukai sebesar Rp9,24 miliar.

"Penyumbang penerimaan bea dan cukai terbesar yaitu penerimaan bea keluar. Terdapat lima perusahaan di Batam yang melakukan kegiatan ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya di sepanjang tahun 2021," kata dia.

Selain itu kenaikan harga CPO pada 2021 juga meningkatkan tarif bea keluar untuk produk ekspor.

Sementara itu, penerimaan bea keluar pada 2021 relatif lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp28,43 miliar.

Menurut dia, itu membuktikan pandemi COVID-19 tidak menjadi penghalang untuk terus melakukan asistensi kepada perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang ekspor hingga penerimaan bea keluar dapat meningkat sebesar 2.776,46 persen.

Peningkatan penerimaan bea keluar juga sejalan dengan meningkatnya permintaan komoditas seiring dengan pemulihan ekonomi pada 2021. Harga CPO yang melonjak karena terbatasnya produksi di negara lain memacu produsen lokal di Batam untuk memenuhi kebutuhan dunia dengan ekspor.

Pihaknya juga mencatat penerimaan bea masuk 2021 naik sebesar 2,55 persen atau Rp6,57 miliar jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Penerimaan bea masuk 2021 bersumber dari berbagai kegiatan pemasukan dan pengeluaran barang dari dan ke Batam. Bidang usaha perusahaan yang menjadi penyumbang terbesar yaitu peternakan, angkutan laut dalam negeri, pedagang besar dan eceran, pembangkit listrik tenaga panas bumi, dan penyedia jasa kirim barang.

Di sisi lain penerimaan cukai sebesar Rp9,24 miliar bersumber dari cukai hasil tembakau, cukai etil alkohol, cukai lainnya, denda cukai dan restitusi cukai.

Penerimaan lain yang dikumpulkan oleh Bea Cukai Batam pada 2021 yaitu penerimaan perpajakan sebesar Rp3,18 triliun yang meningkat 45,58 persen atau Rp995,31 miliar jika dibandingkan tahun sebelumnya. Jenis penerimaan perpajakan yang dipungut oleh Bea Cukai Batam yaitu PPh Impor, PPn Impor, PPnBM, PPN Hasil Tembakau, PPN lainnya, dan Pajak Rokok.

"Keberhasilan tercapainya penerimaan Bea Cukai Batam tentu menjadi keberhasilan bersama. Seluruh satuan yang ada di Bea Cukai Batam telah bekerja dengan baik. Hal ini juga membuktikan semakin meningkatnya kepatuhan dan kesadaran pengguna jasa. Capaian ini akan menjadi penyemangat dan pemacu untuk bekerja lebih baik lagi di tahun 2022," kata Ambang.

 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022