program vaksinasi penguat perlu jadi prioritas
Purwokerto (ANTARA) - Wisnu Wardana (40) warga kelurahan Wirasana, Purbalingga, Jawa Tengah menatap notifikasi pesan singkat yang muncul di layar ponsel pintar berwarna hitam mengkilap miliknya.

Matanya dengan tekun mengurut kalimat demi kalimat yang terdapat di dalam aplikasi pesan, isinya mengabarkan mengenai jadwal vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau penguat (booster) untuk kelompok petugas publik.

Setelah selesai membaca hingga baris terakhir, dia menarik napas dalam, cukup lama, lalu merasakan kelegaan yang merambat memenuhi hatinya. Sebentar lagi dia akan mendapatkan vaksin dosis ketiga, ada harapan yang melambung tinggi vaksinasi penguat itu akan memberikan proteksi lebih bagi dirinya.

Di tengah ramainya pemberitaan mengenai varian baru COVID-19 Omicron, dia berharap segera mendapatkan vaksinasi dosis penguat sebagai bentuk ikhtiar untuk melindungi diri dan keluarganya dari kemungkinan paparan virus.

Sebelum hari H pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga, dia segera menyusun langkah persiapan, yakni beristirahat dengan cukup, berolahraga serta mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.

Rasa lega yang kini dirasakan oleh Wisnu Wardana juga tentunya tengah dirasakan oleh kelompok masyarakat lainnya yang sudah mendapatkan jadwal vaksinasi dosis ketiga.

Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada saat ini terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi mengenai program pemberian vaksinasi COVID-19 dosis ketiga yang akan mulai dilaksanakan pada Senin (24/1).

Sosialisasi dilakukan secara intensif kepada seluruh jajaran dinas kesehatan termasuk juga para tenaga kesehatan yang akan menjadi garda terdepan dalam penyelenggaraan vaksinasi penguat.

Selain itu, sosialisasi dan edukasi juga digencarkan kepada seluruh masyarakat, guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka mengenai manfaat vaksinasi penguat.

Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga dr. Jusi Febrianto mengatakan pada tahap pertama pihaknya memprioritaskan vaksinasi dosis ketiga bagi kelompok lansia, kelompok rentan dan petugas publik. Setelah itu, vaksinasi dosis ketiga akan diberikan kepada masyarakat secara umum.

Dengan pemberian vaksinasi penguat pihaknya berharap masyarakat akan makin terproteksi dari potensi penularan COVID-19 khususnya dalam menghadapi varian baru Omicron.

Pemerintah Kabupaten Purbalingga menyiapkan dua mekanisme terkait pemberian vaksinasi penguat. Pertama, secara homolog yaitu ketika penyuntikan vaksin pertama dan kedua serta dosis ketiga menggunakan satu jenis vaksin.

Kedua, heterolog yaitu ketika penyuntikan dosis pertama dan kedua menggunakan jenis vaksin yang sama, sementara dosis ketiga menggunakan jenis vaksin yang berbeda.

Kendati demikian, kedua mekanisme tersebut dipastikan telah memenuhi standar keamanan sehingga masyarakat diharapkan tidak pilih-pilih vaksin. Pasalnya, seluruh vaksin yang telah disetujui untuk dipakai di Tanah Air sangat aman digunakan dan telah memenuhi persyaratan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Guna mendukung suksesnya program percepatan vaksinasi, seluruh masyarakat juga diajak untuk berperan aktif. Bagi mereka yang belum divaksin, diharapkan segera mendaftarkan dirinya agar dapat segera ditindaklanjuti. Cara pendaftaran vaksinasi cukup mudah, yaitu masyarakat bisa langsung mendatangi puskesmas yang terdekat dari lokasi tempat tinggal.

Bagi mereka yang memiliki kesulitan akses, bisa menghubungi perangkat desa setempat atau kader-kader kesehatan yang ada di tiap-tiap desa agar nantinya bisa dibantu untuk pendaftaran vaksinasi.

Baca juga: Dinkes: Vaksinasi anak di Purbalingga capai 90,92 persen
Baca juga: Dinkes: 585.514 warga Purbalingga sudah divaksinasi COVID-19

Vaksinasi Jadi Prioritas

Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr. Yudhi Wibowo mengingatkan pemerintah daerah bahwa percepatan program vaksinasi penguat perlu jadi prioritas guna meningkatkan proteksi masyarakat.

Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed tersebut juga menambahkan bagi mereka yang sudah memasuki jarak minimal enam bulan dari penyuntikan dosis kedua dianjurkan untuk segera mendapatkan dosis ketiga.

Saat ini jajaran dinas kesehatan yang ada di masing-masing daerah telah memiliki infrastruktur yang kuat dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sehingga akan menjadi modal bagi optimalisasi program vaksinasi dosis ketiga.

Pada saat ini, kata dia, percepatan vaksinasi sangat dibutuhkan guna mendukung upaya pencegahan penyebaran varian baru menyusul adanya laporan dua pasien COVID-19 terkonfirmasi Omicron yang meninggal dunia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Sabtu (22/1) melaporkan dua pasien terkonfirmasi Omicron yang meninggal dunia, ini merupakan laporan fatalitas pertama di Indonesia akibat varian yang memiliki daya tular tinggi tersebut.

Berdasarkan laporan dari Kemenkes juga diketahui bahwa kedua pasien terkonfirmasi Omicron itu memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Kondisi itu menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan pasien terkonfirmasi Omicron memiliki gejala yang tidak ringan sehingga perlu menjadi kewaspadaan bersama tanpa perlu panik.

Pemerintah daerah juga tentunya perlu merespons hal itu dengan memperkuat lagi upaya pencegahan penyebaran Omicron, salah satunya dengan memperketat penerapan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi.

Selain itu, pemerintah daerah perlu terus menyosialisasikan mengenai pentingnya penggunaan masker dengan cara yang baik dan benar guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat. Bahkan jika diperlukan masyarakat bisa menggunakan masker dengan filtrasi atau daya saring yang lebih tinggi.

Baca juga: Bupati optimistis Purbalingga masuk PPKM level 1 pada 2022
Baca juga: Pemkab Purbalingga upayakan percepatan program vaksinasi COVID-19


Penguatan 3T

Penguatan kapasitas 3T yakni testing atau pemeriksaan, tracing atau pelacakan dan treatment atau penanganan harus dimaksimalkan, tentunya dengan diiringi optimalisasi pemeriksaan whole genome sequencing guna mendeteksi dini potensi varian baru COVID-19.

Perlu juga diperhatikan mengenai kesiapan fasilitas layanan kesehatan dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terjadinya peningkatan kasus COVID-19 akibat penyebaran varian Omicron.

Kesiapan fasilitas kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit, termasuk juga tenaga kesehatan dan peralatan sangat diperlukan agar dapat memberikan respons cepat jika nantinya terjadi kenaikan kasus COVID-19.

Jika ditemukan warga yang terkonfirmasi terinfeksi varian Omicron dengan gejala ringan maka pilihan untuk menjalani isolasi terpusat tentunya akan lebih baik jika dibandingkan dengan isolasi mandiri guna mengantisipasi penularan terhadap anggota keluarga lainnya.

Jika merujuk hal di atas, maka penguatan disiplin penerapan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi khususnya dosis penguat, perlu menjadi perhatian bersama bukan hanya pemerintah namun juga seluruh masyarakat.

Masing-masing individu perlu berupaya lebih maksimal lagi dalam menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, menggunakan masker dengan cara yang baik dan benar, serta menjauhi kerumunan.

Selain itu, kesadaran untuk mendapatkan perlindungan lebih melalui vaksinasi juga perlu ditingkatkan.

Karena, perlindungan terhadap berbagai varian baru COVID-19 dimulai dari tiap individu, untuk melindungi dirinya sendiri dan orang-orang di sekelilingnya. Ayo bersiap ikut vaksinasi COVID-19 dosis ketiga.

Baca juga: Epidemiolog minta pemerintah evaluasi pemberlakuan PPKM

Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022