mengimbau warga Jabodetabek, khususnya Jakarta agar berhati-hati dan selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) di mana pun berada
Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menduga dominasi penularan COVID-19 berasal dari transmisi di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).

Dominasi transmisi terjadi di Jabodetabek, kata Riza, karena tingginya interaksi warga di kawasan ini.

"Ya memang sekali lagi Jakarta ini kan Ibu Kota, bersinggungan dengan wilayah lainnya, yang tak langsung jadi kawasan Jabodetabek. Jadinya interaksi di sini sangat tinggi dan warga Jabodetabek itu juga mungkin ke daerah lainnya di luar Jabodetabek. Jadi dimungkinkan penularan itu bisa saja melalui warga yang ada di Jabodetabek," tutur Riza di Balai Kota Jakarta, Senin.

Dengan tingginya potensi penularan di Jabodetabek, Riza mengimbau warga Jabodetabek, khususnya Jakarta agar berhati-hati dan selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) di mana pun berada.

"Oleh karena itu warga di Jabodetabek tidak hanya di Jakarta memang harus hati-hati. Pastikan ketika hadir di manapun untuk menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan, hindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas dan makan bersama. Itu hal-hal yang sudah menjadi ketentuan. Untuk kita semua patuhi, taati menjadi satu kehidupan kita sehari-hari," ucap dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan dalam sepekan terakhir kasus harian COVID-19 terus mengalami peningkatan dan sebagian besar kasus disumbang dari wilayah aglomerasi Jabodetabek.

"Berdasarkan data yang kami himpun, kasus di Jawa-Bali mendominasi kasus harian yang naik. Kenaikan di Jawa Bali kami identifikasi masih bersumber dari peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek," tutur Luhut.

Selain itu, kasus yang disebabkan oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) sudah berada di bawah 10 persen dari total kasus nasional.

Dari sini, kata Luhut, dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibanding waktu sebelumnya.

"Pemerintah juga terus mewaspadai tren positivity rate. Meski secara keseluruhan, PCR dan antigen, positivity rate masih di bawah standar WHO 5 persen, tetapi positivity rate PCR sudah meningkat menjadi 9 persen," tutur dia.
Baca juga: Okupansi tempat tidur pasien COVID-19 di DKI Jakarta capai 31 persen
Baca juga: Wagub DKI janji tetap berjuang hadapi Omicron yang tembus 1.000 kasus
Baca juga: Dishub DKI: Regulasi ganjil-genap untuk pengendalian mobilitas

 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022