Kita utamakan pengusiran harimau menjauh dari habitatnya yang berada dekat permukiman penduduk ke lokasi yang lebih jauh di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
Mukomuko (ANTARA) -
Balai Konservasi Sumber Daya (BKSDA) Sumatera Barat, melalui Resor Air Hitam kembali melakukan pengusiran harimau sumatera yang menyerang satu ternak warga Unit Pemukiman Transmigrasi Lubuk Talang, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkuli, Kamis, ke lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
 
"Kita utamakan pengusiran harimau menjauh dari habitatnya yang berada dekat permukiman penduduk ke lokasi yang lebih jauh di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari di Mukomuko, Kamis.
 
BKSDA Bengkulu melalui Resor Air Hitam sebelumnya pada tanggal 12 Januari 2022 melakukan pengusiran dengan cara tembak meriam dan bunyian marcon, dan sempat semunggu pemukiman tersebut aman dari harimau.
 
Kemudian harimau kembali masuk ke pemukiman pendidikan, kemungkinan satwa tersebut senang main di sana karena ada ternak.
 
"Kita lakukan pengusiran sekalian membawa kerangkeng tangkap atau kerangkeng jebak ke lokasi, lalu dikasih umpan, hasil identifikasi ada satu ekor harimau, kita khawatir ada dua hingga tiga harimau, kalau satu masuk perangkap, bagaimana dengan yang lain," ujarnya.

Ia mengatakan, harimau masuk permukiman penduduk di UPT Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman merupakan kejadian berulang, harimau penunggu wilayah di sekitar itu.
 
UPT Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman berada dekat dengan hutan negara, yakni 500 meter dari kawasan Hutan Produksi Terbatas Air Ipuh I, dan perambah juga masuk ke sana sehingga kawasan hutan di lokasi tersebut terus berkurang.

Kemudian di UPT Lubuk Talang tersebut masih banyak hutan kecil. habitat harimau tidak hanya di hutan belantara, tetapi harimau juga bermain di hutan sekunder, dan masalahnya perburuan babi dekat permukiman.
 
Ia menjelaskan, ada dua kemungkinan terjadi konflik karena habitat yang di atas terganggu, persediaan makanan sedikit, dan sebelumnya ada kejadian penyakit flu babi sehingga pakan di alam kurang.
 
Selain itu, ia mengatakan, kalau harimau sakit, maka satwa tersebut tidak sanggup melakukan perburuan mangsa sehingga salah satunya mencari hewan jinak di perkampungan.
 
Selanjutnya, ia mengimbau, masyarakat UPT Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman untuk berhati-hati karena wilayahnya dekat habitat harimau.
 
Bila ada ternak dikandangkan maka umpan dicari seperti penggemukan, sedangkan kalau ternak tidak ada maka tidak mengundang harimau, selanjutnya satwa tersebut mencari secara alamiah, demikian Said Jauhari.

Baca juga: Petugas konservasi turun ke Mukomuko terkait gangguan harimau
 
Baca juga: Tim pengusir harimau di Mukomuko gunakan meriam karbit

Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022