Sleman (ANTARA) - Tujuh pasang pengantin mengikuti nikah bareng atau nikah massal yang dilangsungkan di tengah kebun salak di Kemuning Kopi dan Senja, Pulowatu, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.

Kegiatan nikah bareng tersebut dibuka Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa sekaligus menjadi saksi dalam program nikah massal yang diselenggarakan oleh Forum Ta’aruf Indonesia (Fortais).

Tujuh pasang pengantin ikut serta dalam kegiatan nikah bareng dengan memakai pakaian adat dari berbagai daerah seperti baju adat Jawa, Sunda, dan lainnya.

Baca juga: Empat pasang manten nikah bareng dengan mahar Ingkung Jawa

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan nikah massal.

Menurut dia, kegiatan tersebut dapat membantu masyarakat yang memiliki kendala dalam melangsungkan pernikahan, sehingga dapat menikah sah baik secara adat, hukum maupun agama.

Adapun penyelenggaraan nikah massal ini mengusung konsep "wedding destination" dengan pemandangan wisata alam dan wisata kuliner salak.

Baca juga: Unik, empat pasang pengantin nikah berkostum pahlawan nasional

"Konsep acara ini sangat menarik, karena tidak hanya membantu masyarakat untuk melakukan pernikahan, tapi juga membantu mempromosikan potensi wisata alam dan wisata kuliner yang ada di wilayah Sleman," kata Danang Maharsa.

Ketua Golek Garwo dan Fortais Ryan Budi Nuryanto mengatakan bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan nikah massal ini untuk membangkitkan sektor ekonomi masyarakat dengan "wedding destination".

"Daerah DIY ini kaya akan kekayaan alam dan kulinernya, maka dari itu kegiatan ini mengusung konsep 'wedding destination' sehingga secara tidak langsung juga mengangkat potensi wisata yang ada di Sleman," katanya.

Baca juga: Tiga pasangan langsungkan akad nikah di arena panjat dinding Magelang

Ryan mengatakan, dalam pelaksanaan nikah massal ini, para mempelai pengantin difasilitasi secara gratis mulai dari tempat, busana, bahkan difasilitasi mahar yang salah satunya adalah satu kilogram salak pondoh.
 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022