Jakarta (ANTARA News) - Neraca perdagangan nonmigas Indonesia dengan China defisit kembali pada November 2011, padahal baru saja surplus untuk pertama kalinya sebanyak 106,9 juta dolar AS pada Oktober 2011.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada November 2011 nilai ekspor nonmigas ke China sebanyak 2,31 miliar dolar AS sementara impor nonmigas dari negara itu 2,43 miliar dolar sehingga ada defisit sebesar 122,1 juta dolar dalam neraca perdagangan Indonesia dengan China.

"Bulan Oktober lalu untuk pertama kalinya surplus, tapi November ini sudah defisit lagi," kata Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Djamal, saat mendampingi Pelaksana Tugas Kepala BPS Suryamin menyampaikan berita resmi statistik bulanan di Jakarta, Senin.

Surplus perdagangan Indonesia dengan China pada Oktober 2011 utamanya disumbang oleh peningkatan bermakna ekspor beberapa komoditas seperti batu bara dan barang hasil tambang lain serta hasil kelapa sawit.

Pada Oktober 2011, ekspor minyak kernel kelapa sawit mentah ke China tercatat naik hingga 434 persen dari bulan sebelumnya menjadi 20,85 juta dolar. Ekspor beberapa produk batubara seperti batubara untuk memasak naik 25,80 persen menjadi 144,84 juta dolar dan selain batubara untuk memasak naik 26,35 persen jadi 229,78 juta dolar.

Bulan November 2011, BPS tidak mencatat adanya ekspor jenis-jenis batubara tersebut ke China, juga produk minyak kernel kelapa sawit mentah yang pada Oktober meningkat tajam.

Neraca perdagangan Indonesia dengan China tercatat mulai defisit pada 2008 dan kondisi tersebut terus bertahan hingga pada 2010. Selama Januari-September 2011 neraca perdagangan dengan negeri Tirai Bambu itu tercatat masih defisit.

BPS baru mencatat penyusutan defisit neraca perdagangan dengan China akibat peningkatan pertumbuhan ekspor ke negara itu pada bulan Juni 2011.

Menurut Rusman Heriawan, yang ketika itu kepala BPS, defisit neraca perdagangan dengan China yang sebelumnya rata-rata sekitar 500 juta dolar berkurang menjadi 365,2 juta dolar pada Juni 2011.

Selama bulan Juli 2011, defisit neraca perdagangan nonmigas dengan China kembali meningkat menjadi 384 juta dolar namun kemudian turun tajam menjadi sekitar 61 juta dolar dan naik lagi menjadi 125,5 juta dolar pada September.

Selama ini Indonesia antara lain mengekspor barang-barang migas, batu bara, bahan bakar mineral, kertas, barang-barang dari kayu, karet dan barang karet serta minyak kelapa sawit ke China serta mengimpor barang elektronik seperti komputer jinjing, telepon seluler, suku cadang televisi, dan beberapa jenis mesin dari negara itu. (M035)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012