Brazzaville (ANTARA) - Sebanyak delapan negara di Afrika telah melaporkan kasus penyakit terkonfirmasi sebagai cacar monyet.

Direktur WHO Kawasan Afrika Matshidiso Moeti dalam jumpa pers daring pada Kamis (16/6) mengatakan dengan hampir 1.900 kasus terkonfirmasi cacar monyet dilaporkan di 39 negara di seluruh dunia, delapan negara Afrika telah melaporkan kemunculan kasus penyakit tersebut.

Ghana dan Maroko, yang belum melaporkan kasus cacar monyet sebelumnya, kini masing-masing mencatat lima dan satu kasus terkonfirmasi, tutur Moeti.

Terdapat 36 kasus terkonfirmasi di Nigeria, 10 kasus di Republik Demokratik Kongo, delapan kasus di Republik Afrika Tengah, tiga kasus masing-masing di Benin dan Kamerun, serta dua kasus di Republik Kongo, urai Moeti.

Sementara itu sejumlah negara lain di Afrika juga melaporkan kasus diduga penyakit serupa.

Ethiopia, Guinea, Liberia, Mozambik, Sierra Leone, Sudan, dan Uganda, negara-negara yang sebelumnya tidak melaporkan insiden penyakit tersebut, kini juga telah melaporkan kasus dugaan, jelas Moeti.

Karena Afrika menghadapi "situsi tidak biasa," benua tersebut seharusnya melakukan persiapan yang memadai, serta memiliki akses yang adil untuk mendapatkan vaksin dan pengobatan, ujar Moeti.

Dia memperingatkan potensi terulangnya kembali ketidaksetaraan yang dialami Afrika terkait respons COVID-19.

Menyinggung soal vaksinasi cacar monyet, Moeti mengatakan walau WHO belum merekomendasikan vaksinasi massal pada tahap ini, Afrika harus siap jika vaksinasi massal diperlukan.

WHO pada Selasa (14/6) menyampaikan pihaknya pada pekan mendatang akan mengadakan rapat Komite Darurat guna membahas apakah penyebaran cacar monyet saat ini di sejumlah negara non-endemik merupakan situasi darurat kesehatan masyarakat internasional.
 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2022