Magelang (ANTARA News) - Puluhan anak dari lereng Gunung Merapi yang berada di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Desa Tanjung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang tetap mengikuti pelajaran dengan bergabung di sejumlah sekolah dekat TPA tersebut. Kepala SD Negeri 3 Tanjung Sariman di Magelang, Senin, mengatakan, anak pengungsi yang bersekolah bersama siswa lainnya di tempat itu sebanyak 49 anak kelas I hingga IV. "Mereka berasal dari Desa Sengi, dari dusun-dusun yang paling rawan," katanya. Mereka terlihat mengikuti pelajaran di sekolah itu tidak mengenakan pakaian seragam seperti dikenakan siswa lainnya. Keterangan yang diperoleh, anak pengungsi lainnya sekolah di SD Negeri Adikarto Muntilan 19 anak kelas V dan VI, SMP Muhammadiyah Tanjung (5) dan TK Bustanul Atfal Tanjung (15). Kepala Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Dinas Pendidikan Magelang Idwan Sujono mengatakan, jika Merapi meletus, dan anak-anak dari kawasan paling rawan bencana Merapi diungsikan ke TPA setempat, maka pihaknya telah merencanakan pemanfaatan eks gedung SD Negeri 1 Tanjung untuk kegiatan belajar mengajar mereka. "Selama ini gedung itu tidak digunakan karena telah digabung ke SD 3 Tanjung ini," katanya. Ia mengatakan, para guru dari sekolah-sekolah asal anak-anak pengungsi itu perlu dipindahkan ke eks SDN 1 Tanjung untuk mengajar mereka jika memang Merapi yang saat ini berstatus Siaga benar-benar meletus. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang Subagijo mengatakan, anak-anak pengungsi Merapi tidak boleh terlantar kebutuhan pendidikannya sehingga digabungkan kegiatan belajar mengajarnya dengan siswa lainnya yang bersekolah di dekat TPA. Pada Senin (24/4), katanya, anak-anak pengungsi itu mendapatkan buku dan alat tulis lainnya untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, dan melakukan pengukuran seragam sekolah. Diharapkan, katanya, Selasa (25/4) mereka sudah bersekolah dengan mengenakan seragam.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006