Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) belum akan mengirimkan pasukan tambahan ke perbatasan RI dengan Timor Timur (Timtim) meski arus pengungsi dari negara muda itu ke Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin meningkat. "Hingga kini kami masih belum menanggap perlu penambahan pasukan untuk mengamankan perbatasan RI-Timtim," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Sunarto Sjoekronoputra di Jakarta, Jumat. Ia menegaskan, TNI akan tetap mewaspadai segala kemungkinan yang terjadi akibat memanasnya situasi keamanan di Dili, Timtim. "Tetapi kita belum akan menambah pasukan ke sana," ujarnya menegaskan. Sunarto mengatakan, saat ini jumlah pasukan TNI di perbatasan masih memadai untuk mengamankan wilayah perbatasan sepanjang 230 km tersebut. "Tak ada penambahan dan peningkatan status pengamanan di wilayah tersebut," ujarnya menegaskan. Sedikitnya 86 warga negara Indonesia (WNI) dan 11 orang warga negara asing (WNA) asal Timtim, Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan mengungsi ke wilayah Timor bagian barat (NTT) ketika situasi keamanan di Dili tidak menentu pascakerusuhan 28 April lalu di Tacitolu. "Hingga Kamis (4/5) malam, ada sekitar 86 WNI dan delapan orang warga negara Timtim, dua orang warga negara AS dan seorang lainnya dari Korsel masuk ke wilayah kita melalui pintu perbatasan Motaain," kata Kepala Kantor Imigrasi Atambua, Slamet Santoso. Kepala Kantor Imigrasi Atambua, Slamet Santoso mengatakan, mengalirnya puluhan WNI dan belasan orang WNA ke Atambua, ibukota Kabupaten Belu itu meningkat jika dibandingkan dengan hari-hari biasa yang hanya mencapai antara 30-40 orang. "Jumlah ini dua kali lipat dari situasi normal. Kondisi ini menunjukkan bahwa situasi keamanan di Dili sudah semakin tidak kondusif dan menurut pengakuan mereka tindakan meninggalkan ibukota negara Timtim itu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006