...jika dalam tiga tahun ke depan tidak ada percepatan mewujudkan Indonesia sebagai basis produksi maka liberalisasi akan menelan Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan mengatakan Indonesia terancam menjadi objek liberalisasi jika dalam tiga tahun ke depan tidak melakukan percepatan untuk menjadi basis produksi sekaligus meningkatkan daya saing domestik.

"Indonesia punya waktu tiga tahun menuju masyarakat ekonomi ASEAN, waktu ini relatif sangat pendek untuk menyiapkan diri menjadi basis produki dan meningkatkan daya saing produksi," kata Sjarifuddin di Jakarta, Selasa, dalam acara Diskusi Bersama Seratus Kaum Wirausaha Muda bersama PT Microsoft Indonesia.

Menurut dia, jika Indonesia hanya menjadi basis konsumsi, maka Indonesia akan menjadi objek liberalisasi saja karena Indonesia mempunyai potensi basis konsumsi terbesar di ASEAN dengan 241 juta penduduk di dalamnya.

Sebanyak 40-50 juta orang di antaranya adalah kelas menengah yang sedang gemar berbelanja dan sekitar 40 persen porsi konsumsi masih dipasok dari impor.

Menurut Sjarifuddin, ancaman besar lain yang dihadapi Indonesia adalah liberalisasi di sektor jasa di bidang sumber daya manusia di mana sementara ini ASEAN masih membatasi liberalisasi sektor jasa baru pada level spesialis, manajer, dan direktur.

Namun, kata dia, pada waktunya nanti penetrasi terhadap tenaga kerja dari luar mau tidak mau akan terjadi.

"Padahal angka pengangguran di dalam negeri sendiri masih sangat tinggi. Liberalisasi perdagangan sudah menjadi bahasa ekonomi internasional yaitu siap atau tidak siap Indonesia harus menghadapinya," katanya.

Kualitas SDM

Oleh karena itu, Menteri berpendapat, sudah saatnya semua pihak berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menumbuhkan wirausaha.

Idealnya untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa dibutuhkan jumlah wirausahawan minimal dua persen dari populasi penduduk.

Sampai saat ini di Indonesia jumlah wirausahawan sebanyak 3,7 juta atau baru sekitar 1,59 persen dari populasi penduduk.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013