Jakarta (ANTARA News) - Perhimpunan Baitul Mal wat Tanwi (BMT) Indonesia melalui Program Taawun Pembiayaan memberi santunan Rp77,7 juta bagi 30 pedagang korban kebakaran di Pasar Cisalak, Depok, dengan cara membebaskan dari kewajiban-kewajibannya sebagai penerima pembiayaan dari Tamzis.

"Kami dapat merasakan kesulitan yang akan dihadapi para pedagang akibat kebakaran Pasar Cisalak akhir Mei lalu apalagi musibah itu terjadi menjelang bulan Ramadhan saat ketenangan berusaha dan kekhusuan beribadah sangat diharapkan," kata Ketua Perhimpunan BMT Indonesia, Saat Suharto, kepada Antara di Jakarta, Kamis.

Perhimpunan BMT Indonesia merupakan organisasi tempat berhimpun lambaga keuangan mikro syariah Baitul Mal wat Tanwi (BMT) se-Indonesia.

Penyerahan santunan pembebasan pembiayaan kepada korban kebakaran Pasar Cisalak berlangsung pada Kamis (18/7) di Lapangan Futsal Cisalak. Hadir dalam acara tersebut antara lain Saat Suharto yang mewakili Pengurus Pusat Perhimpunan BMT Indonesia, Budi Santoso wakil Pengurus dan Pengelola KJKS Baituttamwil Tamzis, dan para wakil dari instansi terkait.

Program Taawun ini dijalankan dengan konsep sosial (tabarru). Dengan ber-taawun berarti saling tolong-menolong maka setiap pembiayaan akan dimintai sumbangan sebesar 0,25 persen per tahun dari plafon yang diberikan yang dibayar oleh anggota dan atau BMT," kata Saat Suharto.

Menurut dia, jumlah yang relatif kecil ini akan dihimpun secara nasional sehingga didapatkan jumlah yang relatif besar. Dengan demikian bisa menopang musibah-musibah yang dialami anggota seperti kebakaran, kematian dan bencana alam..

Lebih lanjut Saat Suharto mengataan keberadaan Program Taawun sendiri telah ada dan dijalankan sejak dua tahun lalu.

"Program ini digagas dengan mengikuti khittah kehadiran BMT di seluruh Indonesia yakni untuk meringankan beban umat. Untuk itu sedapat mungkin para anggota penerima pembiayaan yang sedang mengalami musibah tidak merasa terbebani dan BMT sebagai lembaga keuangan mikro juga bisa hadir tidak saja saat mereka mengalami kesenangan tetapi juga kesusahan," kata dia.

Perhimpunan ini juga telah melakukan pembebasan beberapa kali antara lain di Provinsi Jawa Tengah yaitu pada korban kebakaran Pasar Rejowinangun Magelang, Pasar Kliwon Temanggung, Pasar Grabag serta Pasar Bandongan Magelang. Di Provinsi Jawa Barat Pembebasan dilakukan untuk korban kebakaran Pasar Ujung Berung, Pasar Gedebage, Bandung, dan Pasar Cijerah pada September 2012 sebesar Rp629 juta.

"Ditambah pembebasan pembiayaan Kamis, kami membebaskan pembiayaan korban kebakaran di Pasar Cisalak senilai Rp77, 7 juta sehingga total santunan pembebasan korban kebakaran pasar yang telah dilakukan di wilayah Jawa Barat sebesar Rp1,28 miliar," kata Saat Suharto.

Sementara itu Budi Santoso mengatakan Tamzis sendiri merasakan sangat terbantu dengan keikutsertaannya dalam Program Taawun ini.

"Pertama, dengan ikut serta dalam program ini dapat menghidari lonjakan tingkat pembiayaan bermasalah yang diakibatkan oleh resiko usaha maupun kematian. Selain itu dengan menerapkan program ini, sudah sesuai konsep akad mudharabah yakni pembagian resiko, dimana akad tersebut yang mayoritas kami gunakan," katanya. Kedua, membuat pengusaha mikro atau pedagang seperti di Pasar Cisalak ini nyaman bertransaksi dengan Baituttamwil Tamzis.

Untuk itu dia menghimbau rekan-rekan pengelola BMT agar mengikuti program tersebut. Selain itu Tamzis juga mendorong anggota untuk bangkit lagi dalam berusaha dengan cara memberikan pembiayaan baru bagi pedagang Pasar Cisalak yang telah menjadi anggota Tamzis. Hal ini dilakukan agar ekonomi di lingkungan Cisalak khususnya dan Kota Depok umumnya semakin tumbuh dan berkembang.
(M016/B012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013