Semarang (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kota Besar Semarang, Jawa Tengah, meringkus komplotan pembobol ATM yang biasa melakukan aksinya dengan modus mengganjal mesin serta memasang "call center" palsu untuk menipu nasabah.

"Komplotan berjumlah tiga orang dan telah beraksi di setidaknya tujuh lokasi," kata Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar Elan Subilan di Semarang, Kamis.

Para pelaku tersebut berhasil diringkus dengan bantuan rekaman kamera pengawas yang ada di masing-masing anjungan.

Elan menuturkan para pelaku ini biasa beraksi pada malam hari.

Tiap pelaku, lanjut dia, memiliki peran masing-masing, seperti mengganjal mesin ATM, menempel stiker nomor "call center" palsu, serta berpura-pura sebagai operator "call center".

Sementara itu, salah seorang tersangka Andik Kurniawan warga Pedalangan, Semarang, mengaku telah berhasil menggasak uang sekitar Rp9,8 juta selama beraksi.

"Tiap beraksi hasilnya macam-macam, paling sedikit Rp750 ribu, kalau paling banyak Rp1,6 juta," katanya.

Modus yang digunakan, lanjut dia, lubang kartu ATM diganjal menggunakan batang rokok serta menempel stiker "call center" palsu.

Ketika nasabah yang akan mengambil uang mengalami masalah karena kartu terganjal, maka akan segera menelepon "call center".

"Waktu menelepon itu diberi instruksi serta diminta memberi tahu nomor PIN ATM," katanya.

Ia menjelaskan setelah nasabah meninggalkan ATM, ada pelaku yang bertugas mencabut kartu yang terganjal untuk selanjutnya digunakan untuk menguras tabungan nasabah.

Komplotan tersebut akan dijerat dengan pasal 362 dan 378 KUHP tentang tindak pidana percobaan pencurian dan penipuan.

Pewarta: I.C Senjaya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013