Surabaya (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh berharap Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) bisa menjadi pusat unggulan bidang teknologi melalui pendidikan dan pengembangan yang terus dilakukan.

"Untuk menjadi `center of excellence` atau pusat unggulan, STTAL wajib mengembangkan penelitian-penelitian yang sifatnya spesifik dan tidak dimiliki perguruan tinggi lain," kata Mendikbud saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa STTAL di Gedung Moeljadi, Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Jawa Timur, Senin.

Kegiatan kuliah umum yang diikuti ratusan mahasiswa program diploma tiga (D3), sarjana strata satu (S1) dan program pascasarjana (S2), dihadiri Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio, Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono, Gubernur AAL Laksda TNI I Nyoman Gde Nurija Ary Atmaja, Komandan Kobangdikal Laksma TNI Widodo, dan sejumlah pejabat TNI AL.

"STTAL memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hampir semua penelitian bidang teknologi awalnya dikembangkan oleh militer, karena militer perlu presisi tinggi, militer punya kebanggaan luar biasa dan militer merupakan eksistensi suatu bangsa, ujar Muhammad Nuh.

Mantan Rektor ITS Surabaya itu, juga memuji dan memberikan apresiasi kepada TNI AL yang terus mengembangkan lembaga pendidikan miliknya, termasuk perguruan tinggi yang dikelolannya.

"Salah satu contoh Universitas Hang Tuah Surabaya yang fakultas kedokterannya berkembang sangat pesat dan bagus. Kemudian STTAL juga mulai membuka program pascasarjana bidang Analisa Sistem dan Riset Operasi (ASRO). Ke depan, itu harus terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga menjadi keunggulan tersendiri," tambahnya.

Menanggapi pertanyaan peserta kuliah umum mengenai anggaran penelitian di lembaga pendidikan TNI AL yang minim, Muhammad Nuh menambahkan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki anggaran sekitar Rp1 triliun dari Bantuan Operasional Perguruan Tinggi (BOPT) yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh perguruan tinggi untuk mengadakan penelitian.

"Jadi, silahkan saja kalau STTAL mau mengajukan anggaran untuk penelitian. Harapan saya, STTAL mengambil penelitian yang spesifik dan tidak dipunyai perguruan tinggi lain, tetapi hasil penelitiannya bisa bermanfaat untuk kepentingan yang lebih besar," katanya.

Pada kuliah umum sekitar 1,5 jam tersebut, Mendikbud juga mengungkapkan empat isu utama dari pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan di Indonesia, masing-masing akses dari masyarakat, kualitas pendidikan, pelestarian budaya, dan tata kelola.

Sementara itu, Komandan STTAL Kolonel Laut (E) Siswo Hadi Sumantri berharap kehadiran Mendikbud Muhammad Nuh bisa memberikan tambahan wawasan kepada mahasiswa STTAL, terutama mahasiswa program pascasarjana dalam aplikasi dan manfaat ASRO guna memecahkan berbagai permasalahan yang muncul di bidang teknologi pertahanan.

"STTAL diharapkan dapat semakin memiliki peran strategis dalam kancah pembangunan nasional, utamanya mendorong percepatan penguasaan teknologi alutsista di Indonesia," katanya.

Sejak berdiri tahun 1966, hingga kini STTAL telah meluluskan sekitar 1.251 orang mahasiswa yang terdiri dari bintara dan perwira TNI/Polri.

KSAL Laksamana TNI Marsetio mengatakan lulusan STTAL telah banyak bekerja dan berkarya di berbagai satuan, baik satuan operasional maupun lembaga pendidikan di lingkungan TNI/Polri.

"Alumni STTAL dapat diberdayakan, dikelola dan ditingkatkan sinergitasnya untuk percepatan pengembangan teknologi pertahanan nasional," ujarnya.

Marsetio menambahkan dengan usianya yang telah menginjak 47 tahun, STTAL sebenarnya telah memiliki kematangan yang tinggi dan dapat diandalkan untuk mengemban tugas dan amanat pemerintah sebagai pelopor dalam pengembangan transfer teknologi alutsista TNI.

Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013