Nanning (ANTARA News) - Promosi perdagangan China Asean Expo (CAEXPO) ke-10 di Nanning, ibukota propinsi Guangxi, China, berlangsung 3--6 September 2013 menjadi saksi bahwa masyarakat China ternyata suka batik Indonesia.

Hal itu dikemukakan oleh Nelty Fariza, Direktur Batik dan Handicraft of Banten Etnik dan Cipta Aditya, Brand Manager Batik Muda, lokasi pameran CAEXPO ke-10, di Nanning, Jumat.

"Hasil penjualan kami sangat bagus. Tiga hari pameran sudah mendapatkan Rp32 juta, Dan hari ini adalah hari pameran terakhir yang akan jauh lebih ramai karena masyarakat umum gratis masuk lokasi pameran," kata Nelty.

Menurut dia, produk batiknya disukai karena motif batik Banten dan Tangerang Selatan mengadopsi etnis China Banteng yang banyak tinggal di Tangerang sehingga disukai oleh masyarakat China. Selain itu, batik Lasem dan Pekalongan juga digemari pengunjung.

"Bahkan saya sudah mendapatkan pembeli dari Beijing dan Myanmar yang akan membeli dan memasarkan di jaringan toko mereka," kata Nelty yang juga menjual topi, kain, sepatu bermotifkan dan desain etnik Banten.

Namun karena produk Batik Muda ini merupakan produk kelas menengah ke atas karena merupakan batik tulis yang eksklusif,  harganya dinilai cukup mahal oleh para pengunjung CAEXPO ke-10 yang sifatnya merupakan pameran ritel. Padahal mayoritas pengunjung berharap harga produknya murah.

Ada sekitar 7 pengusaha UKM Batik dan produk etnik yang mengikuti pameran CAEXPO. Tahun ini Indonesia membawa 97 perusahaan dan membuka 120 gerai.

Pada tahun 2012, jumlah peserta paviliun komoditi adalah 88 perusahaan dengan jumlah 128 gerai. Transaksi yang diperoleh adalah USD 2.365.000, kata Direktur Promosi dan Pencitraan Kemendag Pradnyawati.

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013