Makhachkala, Rusia (ANATARA News) - Seorang hakim senior cedera parah dalam serangan penembakan di wilayah Kaukasus Utara Rusia, Dagestan, Rabu, sembilan bulan setelah seorang anggota pengadilan tertinggi di wilayah itu tewas ditembak, kata polisi.

Hakim Mahkamah Agung Dagestan Mukhtar Shapiyev dan putranya dirawat di rumah sakit dengan luka-luka serius setelah seorang pria bersenjata menembak mereka di ibu kota provinsi itu, Makhachkala, kata kementerian dalam negeri di wilayah itu, lapor Reuters.

Dagestan, wilayah berpenduduk mayoritas muslim di Rusia selatan di kawasan Laut Kaspia, dilanda serangan-serangan penembakan dan bom yang terutama ditujukan pada polisi, aparat pemerintah dan ulama moderat.

Seorang hakim Mahkamah Agung, Magomed Magomedov, tewas dalam serangan pada Januari.

Senin, dua aparat tewas dan enam orang cedera ketika penyerang bunuh diri meledakkan bom mobil di wilayah bergolak itu.

Sebuah mobil Lada dikemudikan di dekat kantor polisi di desa Khuchni di Dagestan menjelang fajar Senin dan diledakkan ketika kendaraan itu berhenti tiba-tiba, kata polisi daerah dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan Kantor Berita AFP.

Seorang petugas imigrasi federal dan seorang polisi tewas dan enam orang cedera, seorang diantaranya dalam keadaan parah, akibat serangan itu, katanya.

Kremlin hingga kini masih berusaha mengatasi gerilyawan muslim di Kaukasus, satu dasawarsa setelah pasukan federal mendongkel dominasi separatis di Chechnya. Kekerasan dari Chechnya itu bahkan meluas ke Moskow.

Serangan bom bunuh diri yang dilancarkan oleh seorang pelaku dari Kaukasus Utara menewaskan 37 orang di bandara terpadat Rusia Domodedovo pada Januari 2011.

Serangan itu membuat Presiden Rusia saat itu Dmitry Medvedev memecat sejumlah pejabat kepolisian tingkat menengah dan mengarah pada pendongkelan para manajer senior Domodedovo.

Pemboman bunuh diri itu diklaim oleh Doku Umarov, pemimpin Emirat Kaukasus yang melancarkan serangan-serangan di Chechnya dan wilayah lain yang berpenduduk muslim di Kaukasus Utara.

Kekerasan berkobar di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana gerilyawan yang marah karena kemiskinan dan terdorong oleh ideologi jihad global ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang berdasarkan hukum sharia.

Dagestan, yang terletak di kawasan pesisir Laut Kaspia, telah menggantikan wilayah-wilayah tetangganya sebagai pusat kekerasan di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim.

Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.

Serangan-serangan telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013