Perolehan devisa tersebut merosot 50,56 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya..."
Denpasar (ANTARA News) - Ekspor kerajinan anyaman bambu dari Bali dalam periode Januari hingga Oktober 2013 merosot hingga 50,56 persen dibanding setahun sebelumnya, dan meraup nilai devisa 891.220 dolar Amerika Serikat (AS), kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng.

"Perolehan devisa tersebut merosot 50,56 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 1,80 juta dolar AS," ujarnya di Denpasar, Sabtu.

Demikian pula dari segi volume, ia mengemukakan, pengiriman mata dagangan anyaman bambu Bali ke pasaran luar negeri itu berkurang 52,86 persen dari 2,83 juta unit pada periode sepuluh bulan pertama 2012 menjadi hanya 1,33 juta unit pada kurun waktu yang sama 2013.

Penurunan yang cukup drastis itu, menurut dia, akibat sebagian besar negara yang selama ini menampung hasil kerajinan Bali masih mengalami krisis ekonomi sebagai dampak global.

Ketut Teneng menjelaskan, perajin Bali cukup kreatif dalam menghasilkan anyaman kombinasi bambu dengan rotan maupun pandan sehingga mampu lebih unik dan menarik.

Aneka jenis mata dagangan yang menembus pasaran luar negeri itu, menurut dia, antara lain kursi, lemari, tempat tidur, perabot rumah tangga, topi dan aneka jenis hiasan rumah tangga.

Ia menyatakan, ekspor anyaman khas Bali itu sangat tergantung dari kondisi dan peluang pasar luar negeri, sekalipun hasil kreativitas perajin semakin beragam kreativitasnya.

Sebanyak 17 jenis hasil industri kerajinan rumah tangga di Bali, termasuk dari bahan baku bambu, mampu menghasilkan devisa sebesar 167,004 juta dolar AS atau 41,88 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 398,75 juta dolar AS, demikian Ketut Teneng.  (*)

Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014