Jangan menjual apa adanya, tetapi harus dikemas sesuai dengan kebutuhan internasional.
Batam (ANTARA News) - Lebih dari 50 produk hasil dari program Satu Desa Satu Produk (One Village One Product/OVOP) di seluruh Indonesia binaan Kementerian Koperasi Usaha Kecil Menengah telah berhasil memasuki pasar internasional.

"Dari 100 OVOP, kalau 50 adalah yang sudah masuk pasar internasional, setengahnya," kata Deputi Pengkajian Sumber Daya KUMK Kementerian Koperasi dan UKM, Meliadi Sembiring, dalam sosialisasi potensi unggulan OVOP di Batam Kepulauan Riau, Selasa.

Ia mengatakan pengelolaan dan pemasaran barang yang dihasilkan OVOP bekerjasama dengan lembaga dari Taiwan, Korea Trade-Investment Promotion Agency (Kotra), dan mini market Lotte dan Q10, sehingga bisa langsung "go international".

Di antara 50 OVOP yang dinilai berhasil di antaranya budi daya dan pengembangan produk asparagus di Bali, bawang merah dan bawang goreng di Sulawesi Tengah, dan lidah buaya di Kalimantan.

Olahan asparagus, bawang merah goreng dan lidah buaya sudah berhasil menembus pasar internasional, baik melalui pasar langsung maupun e-commerce.

Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan untuk mengembangkan 500 OVOP di seluruh Indonesia dalam lima tahun ke depan.

Mengenai pemilihan daerah OVOP, ia menyerahkannya kepada pemerintah daerah yang dianggap lebih memahami potensi setiap desa yang terdapat di daerahnya.

"OVOP harus muncul dari bawah," kata dia.

Ia menjabarkan, ada empat hal yang perlu didalami agar daya saing produk OVOP berhasil di pasar internasional, yaitu kelembagaan koperasi yang bagus, kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, kerja sama inovasi dengan perguruan tinggi dan kemasan produk yang menjual serta pemenuhan prasyarat untuk pasar internasional.

"Jangan menjual apa adanya, tetapi harus dikemas sesuai dengan kebutuhan internasional. Standar izin POM ada," kata dia.

Sementara itu, Pemkot Batam berencana mengembangkan OVOP Jeruk Nipis di Kelurahan Tiban Kecamatan Sekupang.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kecil, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Batam Pebrialin mengatakan perkebunan jeruk nipis di daerah Tiban Kampung amat berpotensi dikembangkan dalam program OVOP. Apalagi kebun jeruk nipis sudah lama digarap warga sekitar perkampungan itu.



Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014