Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) mengharapkan PT Bumi Sarana Migas menyelesaikan proyek terminal penerima gas alam cair atau LNG di Bojanegara, Banten sesuai target pada 2019.

Dirut Pertamina Dwi Soetjipto dalam rilis yang dikutip di Jakarta, Selasa mengatakan, proyek terminal LNG di darat (land base) tersebut merupakan upaya Pertamina mendukung ketahanan energi nasional.

"Kami harapkan Bumi Sarana Migas bisa tepat waktu menyelesaikan proyek sesuai kesepakatan bersama yakni selama tiga tahun atau pada 2019 mendatang," katanya.

Menurut Dwi, pihaknya optimistis gas hasil regasifikasi terminal akan termanfaatkan dengan maksimal.

"Infrastruktur merupakan persyaratan utama pemanfaatan gas. Jika infrastruktur terpasang, maka tercipta demand (permintaan)," ujarnya.

Ia mengatakan, proyek terminal tersebut akan dilanjutkan dengan pembangunan pembangkit berbahan bakar gas.

Bumi Sarana Migas merupakan perusahaan swasta di bidang perdagangan dan industri migas.

Pertamina dan Bumi Sarana Migas sudah menandatangani pokok-pokok perjanjian atau "head of agreement" (HOA) proyek terminal LNG tersebut pada Rabu (1/4).

Penandatanganan dilakukan Direktur Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Handayani dan direktur Bumi Sarana Migas Solihin Kalla dengan disaksikan Dwi Soetjipto.

Proyek berkapasitas 500 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau empat juta ton LNG per tahun tersebut dibangun Bumi Sarana Migas.

Sementara, Pertamina akan menggunakan fasilitas tersebut untuk regasifikasi LNG selama 20 tahun.

"HOA" tersebut merupakan kelanjutan penandatanganan nota kesepahaman atau "memorandum of understanding" (MoU) pada Mei 2014.

Melalui MoU tersebut, Bumi Sarana dan Pertamina melakukan studi bersama pembangunan terminal LNG di Bojanegara.

Bumi Sarana juga sudah melakukan prastudi kelayakan dan telah dikaji dan disepakati Pertamina.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015