Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin memacu industri kreatif nasional agar memperluas ekspor ke negara berkembang seperti pasar Amerika Serikat dan Timur Tengah.

"Peluang ekonomi dapat dimanfaatkan industri kreatif dari naiknya nilai tukar dollar terhadap rupiah yaitu memperbanyak volume ekspor," kata Menperi pada pembukaan Pameran "Produk Fesyen dan Aksesori" di Plasa Pameran Kemenperin di Jakarta, Rabu.

Selain itu, perdagangan ke luar negeri juga didorong untuk diperluas, dari sebelumnya ke negara-negara maju di Eropa, Jepang dan Amerika Serikat, selanjutnya mengarah ke negara-negara berkembang pesat atau emerging market.

Pembukaan pameran yang terselenggara atas kerjasama Dewan Kerajinan Nasional dan Kemenperin dihadiri Ketua Umum Dekranas Hj Mufidah Jusuf Kalla beserta para Pengurus Dekranas, Ibu-ibu anggota OASE – Kabinet Kerja.

Pameran berlangsung pada 11 - 14 Agustus 2015 dan diikuti pelaku IKM binaan Dekranas dari berbagai daerah, antara lain DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Papua, NTT, dan NTB dengan menampilkan aneka produk kerajinan fashion dan aksesoris.

Menurut Menperin, pada 2014 - 2015 nilai tambah dari sektor ekonomi kreatif diestimasi mencapai Rp111,1 triliun, di mana penyumbang nilai tambah tertinggi tersebut, antara lain subsektor mode, kuliner, dan kerajinan.

Kemenperin terus mendorong pengembangan industri kreatif nasional karena pertumbuhannya semakin meningkat sekitar 7 persen per tahun.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh subsektor kerajinan dengan laju pertumbuhan ekspor sebesar 11,81 persen, diikuti fesyen dengan pertumbuhan 7,12 persen, periklanan sebesar 6,02 persen dan arsitektur 5,59 persen.

Menperin meyakini, ekonomi kreatif daspat diandalkan menjadi kekuatan baru dalam meningkatkan perekonomian nasional.

"Apalagi Presiden Joko Widodo juga menegaskan bahwa saat ini merupakan era ekonomi kreatif dan harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia," ujarnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015