Yang perlu dilakukan memang pengelolaan air karena ketika musim hujan, Jakarta banjir, sedangkan musim kemarau kekeringan,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memprogramkan pembuatan sumur resapan di tiap sekolah guna menampung air hujan ke dalam tanah sebagai cadangan saat musim kemarau.

"Yang perlu dilakukan memang pengelolaan air karena ketika musim hujan, Jakarta banjir, sedangkan musim kemarau kekeringan," kata Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Tri Djoko Sri Margianto saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu.

Tri mengatakan pembuatan sumur resapan sebagai cara konservasi atau pelestarian air ini akan didesain dengan konsep "zero rain off" yakni tidak ada setets air hujan yang dibuang secara percuma.

Program ini selain sebagai waduk kecil penampung air dalam tanah, juga sebagai kampanye pelestarian air sejak dini oleh para siswa.

"Pembuatan sumurnya nanti didesain agar siswa bisa melihat ketika hujan cadangan air yang masuk banyak, kemudian saat kemarau mulai berkurang. Dengan begitu, mereka bisa mengerti untuk bisa menghemat air," ujar Tri.

Ia mencontohkan jika kawasan Monumen Nasional yang memiliki luas 80 hektare dapat meresap air hujan dengan curah hujan setebal 2.000-4.000 mm, air yang bisa dipanen dalam setahun bisa mencapai 1,6 juta meter kubik.

Sementara itu, jika seluruh sekolah menjalankan program ini, Jakarta bisa memanen sekitar 3,2 juta meter kubik. Pada tahap selanjutnya, kantor-kantor pemerintah juga akan membuat sumur resapan.

Dinas Tata Air juga akan membangun sekitar 20 waduk besar dan kecil, antara lain di daerah Sunter, Pondok Rangon sampai Halim Perdanakusumah.

Untuk mengatasi kekeringan di sejumlah wilayah DKI Jakarta, Dinas Tata Air telah berkoordinasi dengan PDAM, terutama di kawasan Cengkareng Jakarta Barat dan Rusunawa Muara Baru, Jakarta Utara.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015