Jakarta (ANTARA News) - PT Sun Life Financial akan mengeluarkan tiga produk asuransi jiwa syariah pada awal 2016, mengingat peluang penetrasi ke segmen tersebut masih terbuka lebar, kata pimpinan perusahaan tersebut di Jakarta, Selasa.

Hingga kuartal II, porsi premi syariah Sun Life baru 13 persen dari total pendapatan premi Rp532,7 miliar. Hingga akhir 2015, perusahaan yang berasal dari Kanada itu menargetkan dapat menaikkan prosi premi syariahnya menjadi 25 persen.

"Produk pertama akan diluncurkan Januari 2016, kedua Maret, dan ketiga pada Juni 2016," kata Presiden Direktur PT Sun Life Financial, Elin Waty.

Tiga produk syariah terbaru tersebut nantinya ada yang berjenis Unit Link dan juga produk asuransi tradisional.

"Jika target pada 2015 tercapai, otomatis pada 2016, kami juga akan menaikkan target porsi premi syariah," ujar Wakil Presiden Kepala Pemasaran Sun Life Shierly Ge.

Sun Life, menurut Elin Waty, memang berkomitmen untuk mempertajam penetrasi ke pasar asuransi syariah di Indonesia. Selain memiliki potensi yang besar, tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk asuransi syariah juga mulai meningkat.

Menuurt Elin, sejak Sun Life meluncurkan produk syariah pertama pada Juli 2014 lalu, jumlah agen syariah telah bertambah 1.000 agen dalam satu tahun. Saat ini, Sun Life memiliki 9.500 tenaga pemasar di 56 kota.

"Ini menunjukkan perkembangan yang pesat buat produk syariah kami," ujarnya.

Penjualan produk syariah juga, kata Elin, akan diperluas hingga ke wilayah Timur Indonesia. Hingga saat ini, Sun Life memiliki empat produk asuransi syariah yakni Asuransi Brilliance Hasanah Fortune Plus, Asuransi Brilliance Amanah, Brilliance Hasanah Sejahtera, dan Brilliance Hasanah Protection Plus.

Secara umum, Elin mengklaim tekanan yang melanda kondisi perekonomian saat ini, tidak berpengaruh signifikan terhadap pencapaian perusahaan. Perolehan pendapatan premi pada kuartal II menunjukkan pertumbuhan hingga 23 persen. Begitu juga dengan produk asuransi yang juga mengandalkan keuntungan investasi, Unit Link.

Elin mengklaim, tekanan pada pasar saham, kebijakan suku bunga yang stagnan, dan depresiasi kurs rupiah selama semester I 2015 belum berdampak signifikan menggerus kinerja Unit Link.

"Unit Link Sun Life tumbuh 48 persen hingga kuartal II," ujarnya.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015