Paris (ANTARA News) - Tak peduli berkibar di atas puing-puing kota-kota di Suriah dan Irak yang diduduki, atau sebagai latar belakang video eksekusi mengerikan, bendera hitam bertuliskan kata dalam Bahasa Arab yang digunakan Negara Islam (ISIS) kini telah dengan cepat dikenali sebagai simbol gerakan jihad modern.

Bersama dengan video-video propaganda a la Hollywood, menurut para pakar, ISIS telah memanfaatkan nubuat apocaliptik (kehancuran) di masa silam dan simbol-simbol Islam untuk menciptakan brand yang bahkan lebih kuat ketimbang Alqaeda pada puncak kemasyurannya.

"Standard hitam telah menjadi begitu dikenal bahwa 'dalam pandangan masyarakat bahwa setiap militan muslim yang mengibarkan 'bendera hitam' adalah ISIS," kata William McCants, pengantar "The ISIS Apocalypse".

"Seperti kelompok jihadis lainnya, ISIS merancang benderanya berdasarkan warna bendera yang digunakan Nabi Muhammad. Namun penafsiran mereka mengenai kisah Nabi itu unik," kata dia kepada AFP.

Tidak seperti banner-banner Islam lainnya yang digunakan kelompok-kelompok militan muslim sepanjang tahun, bendera hitam itu juga menjadi populer di kalangan para jihadis di bagian dunia lainnya seperti Libya, Somalia dan Yaman.

Bendera ISIS itu mulai muncul secara online pada Januari 2007, yang dipakai oleh pendahulu ISIS di Irak yang saat itu bersekutu dengan Alqaeda "demi menghimpun orang-orang yang mempercayainya di bawa satu banner yang menyatukan mereka".

McCants mengatakan ISIS yang mengumumkan sebuah khilafah pada 2014 setelah menguasai bagian besar Suriah dan Irak, "ingin mencitrakan dirinya sebagai negara, dan negara itu memiliki bendara."

Membajak simbol


Tulisan putih pada latar belakang hitam di atas bendera itu adalah kalimat syahadat, "Tiada Tuhan Selain Allah".

Di tengah bendera itu adalah segel Nabi yang mengandung tiga kata dalam warna hitam: "Allah, Rasul, Muhammad" yang diurut dari atas ke bawah sebagai tiga kata dalam syahadat di mana Muhammad adalah rasul Allah.

Nabi Muhammad menggunakan segel itu pada surat-surat beberapa abad lalu saat mengajak raja-raja Ethiopia, Persia, Byzantium, Bahrain dan Mesir untuk memeluk Islam.

"ISIS berhasil membajak simbol agung yang adalah milik umat Islam," kata Asiem El Difraoui, pengarang buku "The Jihad of Images".

"Mereka membuat sebuah logo dengan kekuatan hebat nan gila dan sungguh menyelewengkannya," kata dia.

Kalimat syahadat ada pada beberapa bendera nasional negara --seperti pada bendera nasional Arab Saudi-- namun tidak pernah ditulis pada latar belakang hitam dan selalu ditulis dalam bentuk kaligrafis.

Sejumlah pakar mengatakan tulisan yang dibuat seolah alami tulisan tangan itu adalah upaya untuk menunjukkan tulisan itu tulisan tua, bukan karena hasil rancangan komputer.

Imam Mahdi

Tidak ada petunjuk dalam Alquran mengenai standard latar hitam, namun beberapa hadist memanng menyebut beberapa kali soal warna hitam itu.

Beberapa hadist mengaitkan dengan kedatangan Imam Mahdi yang mengibarkan bendera hitam saat memimpin bala tentara yang mengalahkan musuh-musuh Islam.

Salah satunya hadist dari Ibnu Nu'aim berikut, "Apabila kamu melihat panji-panji Hitam telah diterima di sebelah wilayah Khurasan, maka datangilah oleh kamu sekalipun terpaksa merangkak di atas salju karena padanya itu ada pasukan khalifah Allah, al-Mahdi, dan tak seorang pun yang bisa menghentikan tentara ini hingga mencapai Baitulmaqadis (Yerusalem)."

Menurut berbagai hadist rasulullah berperang dengan mengacungkan bendera putih atau hitam.

Taliban di Afghanistan menggunakan dasar putih dengan ditimpa tulisan warna putih.

Bendera hitam menjadi terkenal setelah digunakan oleh kaum revolusioner garis keras (khawarij) yang merongrong kekalifahan dinasti (bani) Umayyah pada abad kedelapan.

"Kini citra bendera hitam telah digunakan sebagai simbol gerakan relijius dan perang, yaitu jihad," kata Difraoui.

Bagi ISIS bendera itu masih memuat dimensi yang hampir mists sebagai tanda akhir zaman, peperangan terakhir antara kaum beriman melawan kebathilan.

Sumber: AFP

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015