Bengkulu (ANTARA News) - Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Bengkulu, Agus ST mengatakan Provinsi Bengkulu membutuhkan keberadaan Stasiun Meteorologi Maritim untuk memantau kondisi cuaca di perairan Samudera Hindia di wilayah itu.

"Bengkulu yang memiliki panjang pantai 525 kilometer membutuhkan keberadaan Stasiun Meteorologi Maritim," kata Agus saat memaparkan program kerja BMKG Bengkulu kepada anggota Komisi V DPR RI di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan keberadaan Stasiun Meteorologi Maritim dibutuhkan untuk mendukung kegiatan di perairan Samudera Hindia.

Prakiraan cuaca di perairan Bengkulu menurut dia sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan nelayan dan pelayaran di perairan Bengkulu.

"Selama ini informasi cuaca maritime seperti tinggi gelombang dan arus dirilis dari Stasiun Meteorologi Fatmawati," kata Agus.

Informasi cuaca di wilayah perairan Bengkulu menurut dia sangat penting disebarluaskan ke nelayan dan awak kapal yang melintas di perairan itu.

Termasuk pelayaran kapal penumpang dari Kota Bengkulu menuju Pulau Enggano yang dilayari kapal perintis dan kapal feri juga bergantung pada informasi cuaca di Samudera Hindia.

"Karena itu kami mengusulkan ke Komisi V untuk membahas usulan kami terkait pembangunan Stasiun Meteorologi Maritim," ucapnya.

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Yudi Widiana mengatakan masukan dan usulan dari mitra kerja di wilayah Bengkulu akan dibawa ke rapat komisi di Jakarta.

Selain mendengarkan pemaparan dari pihak BMKG, Komisi V juga mendengarkan pemaparan dari Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu dan Kepala Basarnas Bengkulu.

"Semua masukan dan usulan dari kunjungan kerja ini akan menjadi bahan dalam rapat komisi untuk menyusun APBN perubahan 2016," katanya.

Rangkaian kunjungan kerja dua hari itu juga dimanfaatkan anggota legislatif untuk meninjau Kantor PT Pelindo II Bengkulu dan meninjau kondisi jalan nasional di perbatasan Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kepahiang.

Pewarta: Helti M Sipayung
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016