Surabaya (ANTARA News) - Perum Perhutani Unit II Jatim tengah menghijaukan kembali 81.278 hektar lahan kritis yang tersebar di 23 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) di wilayahnya, sebagai tindaklanjut penghijauan 56 ribu hektar lahan kritis pada 2006 dari target seluruhnya 180 ribu hektar. Kasi Humas Perum Perhutani Unit III Jatim Murgunadi di Surabaya, Selasa, mengemukakan, dari lahan kritis tersebut 20 ribu hektar diantaranya terpaksa tidak bisa dihijaukan, karena struktur tanahnya berbatu, dilintasi sungai dan lainnya. Dengan demikian, menurut dia, tanah kritis di wilayah Perhutani Unit II Jatim yang bisa ditanami pada tahun ini tinggal 117 ribu hektar, dan itu akan diselesaikan hingga 2010. "Peningkatan penanaman dari 56 ribu hektar pada 2006 menjadi 81 ribu hektar pada 2007 diharapkan dapat terealisasi, sehingga pada 2010 seluruh tanah kritis di wilayah Perhutani Jatim selesai ditanami semua," ujarnya. Untuk peningkatan luas penanaman itu diperkirakan akan memakan biaya sekitar Rp132 miliar. "Itu belum termasuk biaya untuk pemeliharaan dan pengamanannya, karena dua faktor itu justru yang sangat penting untuk diperhatikan setelah penanaman," katanya. Dengan peningkatan luasan panaman sebesar itu, praktis membuat Perhutani bekerja lebih keras, karena seluruh kegiatan yang diprogramkan oleh Perhutani harus dapat membiayainya sendiri. Apalagi, pendapatan Perhutani selama ini masih bergantung pada produksi kayu. Oleh karena itu, Perhutani akan melakukan penghematan anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang tidak mendesak (urgen). Hal itu dilakukan agar target penanaman dapat tercapai sesuai program Perhutani Hijau 2010. Berdasarkan data, realisasi tanaman seluas 56 ribu hektar pada 2006 telah menghabiskan biaya penanaman sebesar Rp101 miliar, biaya tersebut belum termasuk pemeliharaan tanaman sebesar Rp11,7 miliar dan biaya pengamanan kawasan sebesar Rp34 miliar. Rencana anggaran pemeliharaan tanaman tahun ini diperkirakan sebesar Rp30 miliar, sedangkan untuk pengamanan kawasan hutan sebesar Rp26 miliar. "Biaya ini lebih kecil dari tahun sebelumnya.Hal itu karena berkurangnya tingkat gangguan keamanan hutan pada tahun ini," ucapnya. Tersebar Dari 23 KPH yang tersebar di wilayah Perum Perhutani Unit II Jatim, penanaman terbesar akan dilakukan oleh KPH Kediri yakni seluas 11.988 hektar dan KPH Jember seluas 11.197 hektar. Sementara itu, dari total 81.278 hektar, Perhutani merencanakan tanaman jati seluas 37.083 hektar sedangkan sisanya 13.871 hektar akan ditanami tanaman jenis rimba dan 15.172 hektar untuk jenis tanaman cepat tumbuh, "Fast Growing Species" (FGS). KPH Ngawi akan melakukan Penanaman Jati seluas 6.387 hektar tahun ini, sedangkan KPH Kediri akan menanam tanaman rimba seluas 3.973 hektar dan tanaman FGS seluas 6.765 hektar. Menurut Murgunadi, Perhutani KPH Kediri mendapat jatah penanaman terluas, karena kerusakan pada kawasan hutannya tercatat paling luas dibanding 22 KPH lainnya, yakni 79.519 hektar. Selain itu, tanah kosong terluas juga berada di kawasan hutan KPH Kediri yakni seluas 24.283 hektar. Sedangkan Jember yang luas hutannya sekitar 30.970 hektar juga termasuk dalam kawasan yang diprioritaskan, karena banyak bagian dari kawasannya yang rawan longsor dan banjir,katanya menambahkan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007