Lumajang (ANTARA News) - Sejumlah warga di sekitar Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih mengungsi akibat banjir pasang air laut (rob) yang menerjang kawasan itu.

"Hingga hari ini warga di Pantai Watu Pecak masih mengungsi di rumah sanak saudaranya, rumah tetangga yang aman dan kembali ke kampung halaman karena rumah mereka sudah tidak bisa ditempati," kata warga Desa Selok Awar-Awar, Tosan, di Lumajang, Selasa.

Banjir rob merendam belasan rumah warga di pesisir selatan Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-Awar, bahkan sebuah rumah roboh diterjang ganasnya ombak pantai selatan dan belasan rumah lainnya tertimbun pasir dengan ketinggian satu meter, pada Minggu (5/6).

"Banjir rob itu terjadi karena aktivitas penambangan pasir yang dilakukan di Desa Selok Awar-Awar yang menyebabkan pendangkalan pantai, sehingga sejak awal kami meneriakkan penolakan tambang pasir di Pantai Watu Pecak," tutur petani yang juga aktivis lingkungan itu.

Menurut dia, rumah yang berada di pesisir selatan Pantai Watu Pecak itu sudah berdiri selama 15 tahun lebih, namun bencana banjir rob terparah terjadi pada Minggu (5/6) yang menyebabkan sejumlah rumah roboh dan tertimbun pasir.

"Saya berharap pemerintah peduli terhadap nasib warga di pesisir selatan, sehingga tidak lagi memberikan izin pertambangan di kawasan pesisir selatan yang selama ini makmur dengan pertanian dan perikanan," katanya.

Sementara Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Hendro Wahyono mengaku sudah mengimbau warga untuk tidak kembali ke rumahnya karena dikhawatirkan terjadi banjir rob susulan.

"Kami minta warga mengungsi di rumah tetangga dan kerabatnya yang lokasinya lebih aman karena khawatir terjadi gelombang pasang air laut yang tinggi kembali bisa mengancam jiwa warga yang bermukim di sana," tuturnya.

Pihak BPBD Lumajang, lanjut dia, sudah menyalurkan bantuan paket bahan pokok kepada korban yang rumahnya rusak akibat banjir rob tersebut, namun untuk relokasi masih dibahas lebih lanjut.

"Potensi tingginya gelombang pasang air laut juga berdampak di pemukiman nelayan lainnya seperti di Kecamatan Tempursari, Pasirian dan Yosowilangun, sehingga kami imbau perangkat desa di pesisir memberikan sosialisasi berjenjang kepada warganya," katanya.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016