Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Tantowi Yahya mengapresiasi kerja sama TNI dan Polri dalam memerangi teroris Santoso dan kelompoknya.

"Berita bagus, harus kita apresiasi. Jadi bersifat kerjasama antara TNI dan Polri. Perlu kerjasama antara dua institusi ini dalam rangka memerangi terorisme," ujar dia kepada ANTARA News di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu.

Tantowi menilai, dalam hal ini, pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Keamanan Nasional menjadi relevan, sekalipun memang perlu ada pengaturan yang jelas antar dua institusi (TNI dan Polri) agar tak tumpang tindih.

"Oleh karenanya pembahasan mengenai RUU. Kamnas (Keamanan Nasional) menjadi sangat relevan. Artinya bahwa dalam rangka memunculkan efek besar pada pelaku terorisme maupun yang berniat melakukan itu. Namun, dibutuhkan pengaturan yang jelas, supaya tidak menjadi tumpang tindih," kata dia.

Di samping upaya pencegahan, lanjut Tantowi, aparat dan seluruh pihak berwenang juga harus fokus pada upaya deradikalisasi.

"Yang tak kalah penting ialah upaya deradikalisme. Upaya pendidikan, penyadaran, bukan hanya dilakukan TNI dan Polri tetapi stakeholder lain, agar kita tidak hanya fokus pada upaya memberantas tetapi juga mencegah," tegas Tantowi.

Santoso alias Abu Wardah tewas dalam kontak senjata dengan personel Satuan Tugas Operasi Tinombala di hutan pegunungan Poso Pesisir, sekitar pukul 17.00 WIT Senin (18/9). Dia tewas bersama anak buahnya, Muchtar.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016