Jakarta (ANTARA News) - Dibukanya jalur darat yang menghubungkan Tajikistan dan Tiongkok dapat menjadi peluang membangun kerja sama industri dengan Indonesia.

"Hambatan utama perdagangan Indonesia-Tajikistan adalah transportasi, yaitu Tajikistan tidak memiliki pelabuhan laut karena merupakan negara landlocked (negara tidak memiliki laut)," kata Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Harjanto lewat keterangan pers di Jakarta, Senin.

Akhirnya, lanjut Harjanto, barang-barang yang diekspor ke Tajikistan harus memasuki Pelabuhan Bandar Abbas di Iran, yang kemudian diangkut menggunakan truk atau kereta api dengan masa perjalanan mencapai satu bulan.

“Adanya embargo ekonomi kepada Iran juga semakin mempersulit akses pasar ke Tajikistan,” ujarnya.

Namun, Harjanto menyampaikan, dengan telah dibukanya jalur darat yang menghubungkan Tajikistan dan China dapat menjadi alternatif transportasi dari Tajikistan ke berbagai negara termasuk ke Indonesia. “Adanya akses tersebut, Tajikistan juga dapat menjadi hub untuk jalur transportasi yang menghubungkan China dengan Afghanistan,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengharapkan kunjungan Presiden Republik Tajikistan Emomali Rahmon di Indonesia dapat menguatkan hubungan bilateral sekaligus menjalin kerjasama ekonomi khususnya sektor industri.

"Selama ini kedua negara belum ada kerjasama investasi di sektor industri. Untuk itu, kedatangan Presiden Emomali ini menjadi kesempatan emas untuk menawarkan kerjasama industri yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian kedua negara,” ujar Airlangga.

Diketahui, pada 2015, ekspor Indonesia hanya sebesar 67.400 dollar AS sementara impor 2.400 dollar AS. Ekspor Indonesia ke negara itu adalah serat sintetis, produk sabun-sabunan, dan mebel. Sementara impor Indonesia hanya kulit mentah.

Sektor industri di Tajikistan menyumbang 17,3 persen dari output nasional dengan industri utamanya yakni alumunium, semen dan minyak nabati. Ekspor utama Tajikistan adalah alumunium, bijih mineral, logam mulia, dan kapas, di mana negara tujuan utama ekspornya adalah Turki, Kazakstan, dan Swiss.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016