Jakarta (ANTARA News) - Ketua Departemen Kriminologi Universitas Indonesia Kemal Darmawan mengatakan anak-anak harus dilindungi dari terorisme, baik sebagai korban maupun dimanfaatkan sebagai pelaku.

"Di sini peran keluarga sangat vital," kata Kemal di sela-sela diskusi kelompok terarah "Penyusunan SOP Sistem Keamanan Obvit Ketenagalistrikan dan Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) atau Sekolah Internasional" di Jakarta, Jumat.

Selain itu, menurut Kemal perlu dilakukan penguatan nilai kebangsaan Pancasila dan nilai sosial Bhinneka Tunggal Ika dari usia dini serta pengendalian sosial sebagai kunci untuk mencegah aksi terorisme di kalangan anak-anak.

"Terorisme itu ideologi dan anak-anak tidak mungkin menyelami dengan sendiri. Ada bujukan dan doktrin yang sengaja dimasukkan ke mereka," kata Kemal.

Karena itu, lanjut dia, harus ada tindakan nyata untuk menyikapi fakta bahwa kelompok radikal terorisme telah menjadikan anak-anak untuk melakukan aksi bom bunuh diri.

Ia mencontohkan bom bunuh diri dengan pelaku anak berusia 12 tahun di kota Gazientep, Turki, yang menewaskan 52 orang. Kemudian di Kirkuk, Irak, hampir terjadi peristiwa serupa dengan pelaku seorang anak berusia 14 tahun yang badannya sudah dipasang bom seberat 2 kg.

"Ini sangat menyedihkan dan miris, anak-anak yang seharusnya ceria dan bermain justru digunakan untuk melancarkan aksi terorisme bom bunuh diri. Ini bukti pelaku terorisme itu tidak bisa diprediksi," katanya.

Menurut Kemal tidak menutup kemungkinan pelaku terorisme di Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS akan melakukan aksi serupa dengan menggunakan anak-anak sebagai "pengantinnya".

"Tentu ini harus diantisipasi dan dicegah," kata Ketua Tim Ahli Penyusunan SOP Sistem Keamanan Lingkungan, Objek Vital, dan Transportasi BNPT ini .

Secara terpisah dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Achmad Muhibbin Zuhri mengatakan penguatan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika penting dilakukan mengingat Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa.

"Ini harus diamalkan terus menerus sehingga bangsa Indonesia akan imun dari propaganda paham radikal terorisme," kata Muhibbin Zuhri.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016