Bogor (ANTARA News) - PT Fits Mandiri selaku produsen tunggal beras analog hasil karya peneliti IPB memperluas pangsa pasar dengan menyasar masyarakat umum dan rumah sakit.

"Kami sudah mulai menjajaki kerja sama dengan rumah sakit untuk memasarkan beras analog sebagai pengganti nasi bagi pasien," kata Direktur Fits, MM Fatimah saat ditemui di sela-sela talkshow kesehatan diabetes dan obesitas di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin.

Menurut Fatimah, saat ini pangsa pasar beras analog masih terbatas di lingkungan IPB melalui jejaring Serambi Botani dan beberapa kalangan saja.

"Kami masih kesulitan memasarkan ke pasar modern dan luar daerah karena masih minimnya pemahaman masyarakat tentang beras analog," katanya.

Ia menyebutkan, sejak memiliki mesin produksi beras analog, Fist mampu memproduksi beras analog 2,5 ton per hari.

Jumlah tersebut baru dapat memenuhi 0,05 persen kebutuhan beras analog bagi penderita diabetes dan obesitas di wilayah Jabodetabek.

"Data dari BPS kebutuhan beras sehat bagi penderita obesitas dan diabetes se Jabodetabek, yakni 196.000 ton per tahun," katanya.

Fatimah membuka luas kesempatan bagi masyarakat yang ingin menjadi distributor beras analog dengan sistem belanja "online". Pemasaran "online" membuka peluang bagi ibu-ibu rumah tangga untuk berbisnis sambil mengurus rumah.

"Kami sudah ada suplair dari Aceh, rutin memesan barang ke kami dalam jumlah banyak untuk dipasarkan di wilayah itu," katanya.

Beras analog merupakan inovasi peneliti IPB yang dikembangkan sejak 2012. Beras tersebut dibuat dari bahan baku singkong, tepung, sagu, jagung, umbi-umbian dan beberapa sumber karbohidrat lainnya.

Inovator Beras Analog Prof Slamet Budijanto mengatakan, beras tersebut diciptakan sebagai diversifikasi bahan pangan untuk mengurangi ketergantungan konsumsi terhadap beras padi.

"Indonesia ke depan tidak bisa lagi mengandalkan sumber karbohidrat hanya dari beras (padi) sehingga dibutuhkan diversifikasi pangan yang lain," katanya.

Beras analog teruji memiliki kandungan indeks glikemik (glukosa dalam korbohidrat yang terdapat pada suatu pangan) yang umumnya lebih rendah dibandingkan beras padi.

Meki begitu, dibandingkan dengan beras padi, sumber karbohidrat maupun gizi yang terkandung di dalam beras analog tidak jauh berbeda.

"Beras ini lebih sehat jika dibandingkan beras padi, terutama bagi penderita diabetes dan obesitas," katanya.

Dalam rangka memperluas pangsa pasar, PT FITS Mandiri menggelar diskusi kesehatan yang menghadirkan dua pembicara, yakni inovator beras analog Prof Slamet Budijanto dan pakar jantung dr Agus Harsoyo.

PT Fits merupakan anak perusahaan unit bisnis IPB, yakni PT BLST yang bergerak dalam memproduksi produk-produk olahan pangan yang dihasilkan oleh IPB.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016