Jakarta (ANTARA News) - Pakar Batik Sri Sintasari (Neneng) Iskandar mengatakan penggunaan detergen dalam proses pencucian batik justru dapat merusak kain batik tersebut.

"Mencuci batik dengan menggunakan detergen justru dapat membuat kain batik menjadi pudar. Agar tidak pudar, sebenarnya ada media tradisional, namanya buah lerak," ujar Neneng dalam acara konferensi peringatan Hari Batik di Jakarta, Senin.

Lerak merupakan tumbuhan yang digunakan sebagai detergen. Untuk mencuci batik itu, buah lerak dan batik direbus, begitu sudah dingin dikucek seperti layaknya detergen.

"Nanti akan keluar busa, sama seperti detergen. Cuma bedanya, tidak ada zat kimiawi," tambah dia.

Neneng menjelaskan sekarang sudah ada ekstrak lerak yang digunakan sebagai pengganti detergen. Ia juga mewanti-wanti, agar tidak menggunakan mesin cuci karena dapat merusak kain.

Selain itu ketika menjemur, agar kain batik tidak pudar, Neneng meminta agar kain tersebut tidak dijemur di bawah sinar matahari.

"Tapi hanya diangin-anginkan saja," katanya

Untuk menyimpan batik, Neneng meminta agar lemari tidka diberi pewangi ataupun kapur barus, karena justru merusak batik tersebut.

"Ada cara tradisional, yakni merica bulat diambil beberapa butir, kemudian dimasukkan ke kain kasa dan taruh di pojok lemari. Hal itu mencegah kain rusak akibat kelembaban udara yang tinggi di Tanah Air kita," kata penulis buku mengenai batik itu.

Menurut Neneng, yang dikatakan batik adalah batik yang dibuat dengan alat yang menggunakan canting. Sementara batik cetak, lanjut dia, sebenarnya bukan termasuk dalam kategori batik.

"Batik mahal karena dibuatnya dengan menggunakan tangan, dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa membuat satu kain batik," papar dia.

Direktur Utama Thamrin City, Glen Hendra Gunadirdja, mengatakan pusat perbelanjaan tersebut merupakan salah satu pusat batik Nusantara.

"Saat ini, ada sekitar 650 pedagang batik yang berasal dari seluruh Indonesia di sini," kata Hendra.

Pada perayaan Hari Batik Nasional, Thamrin City menyelenggarakan sejumlah kegiatan mulai dari donor darah, belajar membatik, hingga acara hiburan.

(I025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016