Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI E.E. Mangindaan mengatakan radikalisme dan paham ekstremis muncul akibat lemah dan sempitnya pemahaman keagamaan.

"Radikalisme terjadi di semua agama. Radikalisme mengganggu terhadap pemahaman Pancasila," katanya dalam sosialisasi Empat Pilar di Universitas Sam Ratulangi, Manado, seperti dilansir keterangan tertulis MPR, Kamis.

Selain radikalisme, kata Mangindaan, tantangan kebangsaan yang saat ini dihadapi Indonesia adalah pengabaian kepentingan daerah serta fanatisme kedaerahan.

"Dalam pilkada, fanatisme kedaerahan ini muncul. Sikap primodialisme terjadi. Seolah-olah yang bisa jadi kepala daerah hanya putra asli daerah. Hal ini mengganggu kebhinekaan," katanya.

Menurut Mangindaan, tantangan kebangsaan juga muncul dari penguasa yang sewenang-wenang.

"Ketika jadi pemimpin seolah semua menjadi milihnya. Kedaulatan adalah di tangan rakyat. Untuk itu keadilan hukum harus ditegakkan," tuturnya.

Selanjutnya, kata dia, kesenjangan sosial juga merupakan salah satu tantangan kebangsaan, yaitu masih adanya kemiskinan dan pengangguran.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2016